in

Inilah Wanita -Wanita Sukarelawan Covid – 19, Apresiasi Tertinggi Bagi Kartini Indonesia

Wanita Sukarelawan Covid - 19

Cerita perjuangan relawan dan tenaga medis wanita Indonesia yang berhadapan langsung dengan pasien virus corona sudah selayaknya mendapatkan apresiasi. Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April ini adalah tonggak kebangkitan emansipasi perempuan Indonesia.

Tenaga medis saat ini menjadi garda terdepan dalam menangani virus corona atau Covid-19 di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia. Mereka bekerja tanpa meneganal lelah, bahkan beberapa di antaranya telah gugur dalam menunaikan tugas.

Informasi yang diterima PB IDI setidaknya ada 23 dokter yang dikabarkan meninggal karena Positif COVID-19 dan PDP COVID. Beberapa diantaranya adalah dokter wanita Indonesia.

Selain dokter, banyak juga perawat yang menjadi korban dan meninggal dunia yang disebabkan tertular COVID-19 secara langsung ketika berjibaku menangani pasien.

Nah, di hari Kartini ini sudah sepantasnya seluruh rakyat Indonesia memberikan apresiasi tertinggi bagi wanita – wanita hebat yang terjun langsung menangani pandemi corona yang kini sudah menyebar ke bebrbagai wilayah di Indonesia.

Selain dokter dan perawat, beberapa wanita perkasa ini menjadi sukarelawan untuk membantu banyak orang yang terinfeksi COVID-19.

Mereka berhadapan langsung dengan virus yang saat ini sudah banyak memakan korban jiwa di seluruh dunia.

Baca jugaTerbaru! Daftar 132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 yang Ada Di Indonesia

1. Rabiatun Adawiyah alias Atun Cecek Asal Kota Subulussalam

Rabiatun Adawiyah relawan asal Kota Subulussalam

Rabiatun Adawiyah alias Atun Cecek seorang wanita yang berasal dari Kota Subulussalam, Aceh ini tercatat sebagai seorang relawan pasien virus Corona.

Saat ini, wanita yang akrab dipanggil Atun tersebut menangani pasien Virus Corona di Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sebagai informasi, sebelumnya Atun bekerja sebagai staf di RSUD Kota Subulusalam sejak lima tahun yang lalu dengan status pegawai kontrak.

Atun mendaftarkan diri menjadi salah satu relawan untuk menangani pasien di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta dengan rela meninggalkan suami dan anaknya untuk berjibaku langsung menangani pasien positif COVID-19.

Atun juga merupakan satu-satunya wanita yang berasal dari Kota Subulussalam, Aceh yang menjadi relawan untuk ikut melawan ganasnya viris corona.

2. Ika Dewi Maharani Asal Maluku Utara

Ika Dewi Maharani Asal Maluku Utara

Menjadi sopir ambulans bukanlah profesi yang mudah, terlebih belum adanya kesadaran pengguna jalan lain untuk memberikan jalan pada mobil ambulance tersebut agar tidak terjebak dalam kemacetan.

Pekerjaan ini sepantasnya dilakukan oleh kaum pria karena membutuhkan ketangkasan tingkat tinggi dalam mengendarai mobil ambulance.

Selain itu, pengemudi juga harus bisa memutuskan jalan alternatif mana yang tercepat untuk mengantar pasien agar tidak terjebak macet.

Namun pekerjaan sebagai sopir ambulance ini ternyata tidak hanya di lakoni oleh kaum pria saja, sebab seorang wanita bernama Ika Dewi Maharani ada dibalik kemudi mobil ambulance.

Ika Dewi Maharani bahkan menjadi satu-satunya relawan medis perempuan di bawah naungan Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Hal inilah yang patut diberikan apresiasi tinggi untuk Kartini Indonesia jaman sekarang, Ika Dewi Maharani menjadi salah satu sosok inspiratif yang ikut berjibaku di tengah pandemi virus corona.­

Menjalankan tugas sebagai sopir ambulance wanita untuk mengantarkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ataupun pasien positif Covid-19, mem­buat Ika berisiko besar terin­feksi virus corona.

Ika sendiri selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam setiap menjalankan tugasnya, meskipun terbersit rasa takut dalam dirinya, namun berkat semangat dan rasa kemanusiaan yang jauh lebih tinggi berhasil menghilangkan rasa ketakutannya.

Saat ini, Ika untuk semetara ini tinggal di mess yang telah disediakan oleh BNPB dan bertugas di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

3. Anggriani, Asal Medan

Anggriani

Ingin memiliki profesi yang lebih dekat dengan masyarakat, Anggi bercita-cita menjadi dokter. Namun pada kenyataanya, perjalanan wanita yang akrab disapa Anggi ini menuntunnya untuk menjadi seorang perawat.

Anggi menceritakan pengalamannya saat berhadapan langsung dengan pasien Covid-19 yang terjadi tidak lama setelah kasus pertama terkonfirmasi di Jakarta.

“Awalnya ada dokter rumah sakit kami yang memiliki keluhan kurang enak badan. Kami memberikan perawatan seperti biasa. Lima hari kemudian, pak dokter dijemput ambulans karena keluhan sesak nafas”

Karena kejadian tersebut, Anggi diliburkan agar dapat beristirahat di rumah karena gejala batuk dan demam selama 14 hari.

Saat tahap pemulihan diri, Anggi mendapat kabar bahwa sang dokter meninggal dunia, beberapa jam sebelum hasil tes keluar yang menyatakan sang dokter positif Covid-19.

Sebelum kembali bekerja, ternyata Anggi melakukan upaya lain untuk menghentikan penyebaran virus corona. Satu-satunya cara adalah berbagi kepada khalayak lewat media sosial.

Akhirnya Anggi menemukan Likee, sebuah platform pembuatan video pendek, yang berhasil membuatnya menjadi influencer.

Inisiatif tersebut dimulai Anggi sejak penyebaran Covid-19 di Indonesia. Anggi membagikan berbagai tips seperti bagaimana virus menyebar dan tips pencegahannya.

Tidak hanya tentang Covid-19, Anggi juga berbagi tips kesehatan lain untuk mencegah gigi tidak berlubang, menjaga daya tahan tubuh, dan tips bermanfaat lainnya.

Anggriani, yang bekerja sebagai seorang perawat menyebarkan kebaikan dan mengajak orang untuk melawan virus corona melalui Likee disaat orang lain sibuk dengan urusan media sosialnya masing – masing.

4. Maryulis, Asal Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Maryulis, Asal Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Tak hanya tenaga medis dan kesehatan saja yang bahu membahu melawan keganasan Covid-19, kaum wanita dan remaja lainnya dari Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan membuat masker kain.

Bermodalkan mesin jahit bantuan dari Badan Restorasi Gambut (BRG), Maryulis membuat masker kain sebagai salah satu cara membantu masyarakat setempat melawan penyebaran virus corona penyebab COVID-19.

Tekad dan semangat besar Maryulis bersama 11 wanita tangguh lainnya itu bermula dari rasa khawatir akan penyebaran virus Corona yang meluas, sedangkan masker semakin sulit didapatkan dipasaran.

Berkat keterampilan dan pengalaman menjahit yang dimilikinya, Maryulis mengajak warga di Desa Menang Raya secara mandiri dan sukarela untuk membuat masker kain guna dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Kualitas masker yang dibuat juga menjadi pertimbangan termasuk dengan sengaja dibuat dua lapis agar lebih mampu menahan droplet atau virus.

Maryulis bersama rekan-rekannya saat ini sudah berhasil memproduksi sekitar 4.000 ribu masker. Kemudian, dibagikan gratis kepada masing-masing kepala keluarga melalui perangkat RT dan RW.

Masih banyak wanita – wanita Indonesia yang layak diberikan apresiasi tertinggi, untuk Kartini – kartini muda penerus bangsa, mari lawan COVID-19 bersama, agar pandemi yang meresahkan dunia ini cepat berakhir.

Author Jesica Putri

Global Internet Marketing Network, Share internet marketing untuk perusahaan UMKM, Official Editor di Klik Mania dan Bisanego.com"

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0