Andi Taru Nugroho Nur Wismoro adalah Pendiri Educa Studio Salatiga, berbekal ilmu semasa bersekolah di Fakultas Teknologi Informatika Universal Kristen Satya Wacana (UKSW), Andi kini dikenal luas di dunia game tanah air maupun mancanegara.
Educa Studio Salatiga adalah sebuah studio programmer yang berdiri sejak tahun 2012 konsen dalam mengembangkan game-game edukasi bagi anak untuk Android. Dari awalnya hanya dikerjakan oleh Andi dan isterinya, Iedha Ida, kini Educa Studio Salatiga berkembangdan telah mempekerjakan sekitar 13 orang.
Kategori dan Jenis Game Pada Educa Studio Salatiga
Untuk mendapatkan game Educa Studio Salatiga tidak dipungut biaya alias Free. Pengguna bisa mengunduh di Google play Store, lalu ketik Educa Studio, dan pilih game sesuai keinginan. Ada ratusan game yang bisa dimainkan oleh anak-anak mulai usia dua tahun hingga dua belas tahun.
Ada dua kategori Educa Studio yakni kategori 2 sampai 6 tahun dan umur 7 sampai 12 tahun. Total selama 5 tahun ini, Educa Studio sudah menghasilkan 280 game edukasi dan sudah diunduh sekitar 25 juta user.
Ada bermacam-macam jenis game, mulai dari edukasi interaktif Mari belajar (Marbel) series, cerita interaktif (Riri), hingga kisah teladan nabi (Kabi). yang paling laris dan cikal bakal adalah marbel mengaji. Marbel mengaji dirilis 2012 silam dan sudah diunduh oleh 5 juta user hingga awal tahun 2017 ini.
Andi dan kawan-kawan terus mengembangkan berbagai game edukasi interaktif untuk mengimbangi membanjirnya produk-produk game luar negeri. Tim pun fokus mengembangkan game edukasi dan tidak mementingkan bisnis terlebih dahulu.
Baca juga : Aplikasi Android Floor Plan Creator Untuk Belajar Desain Rumah Sendiri
Proses Pembuatan Game di Educa Studio Salatiga
Di rumah sekaligus ruang produksi di jalan gilingrejo Nomor 10, kelurahan Gendongan, kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Andi bekerja bersama teman-temannya mulai jam 08.00 hingga pukul 17.00. Tahapan yang selalu dilalui sebelum merilis game adalah riset kebutuhan.
Setelah itu, menentukan tema dan desain. Setelah itu diserahkan pada bagian Art dua dimensi atau tiga dimensi, diberi musik, narasi, lanjut ke penggabungan di bagian development agar menjadi game utuh.
Sebelum rilis resmi, game diujicoba oleh guru dan siswa di sekolah tertentu. Setelah dirasa cocok baru di masukkan ke Google Play Store. Satu game paling cepat butuh waktu sekitar tiga bulan. Dengan Game yang mereka buat, mereka berharap produk-produk game nya bisa bermanfaat.
Anak-anak sebenarnya sedang belajar meskipun disisi lain yang diperlukan mereka adalah bermain. Educa Studio Salatiga juga membuat lagu untuk anak-anak. Mereka telah membuat 4 album untuk lagu anak-anak, setiap album ada delapan lagu.
Programmer Educa Studio Salatiga menambahkan game-game yang dihasilkan selalu diperbaharui sesuai kebutuhana anak-anak. Harapan mereka ke depan akan tumbuh para programmer muda dan lokal yang bisa memajukan dunia digital dinegeri sendiri dan mancanegara, dan jangan sampai dikuasai oleh progammer dari luar negeri.
Dengan harapan dan tekad agar tidak tergilas game luar negeri, programmer Educa Studio Salatiga terus maju meski dalam pembuatan game tidaklah mudah. Memang game-game yang diproduksi fokus untuk anak-anak indonesia, sehingga bahasa hingga karakternya pun sangat indonesia banget.
Komentar
Loading…