in

GoPay dan OVO Kedatangan Rival Baru, Namanya ShopeePay

shopeepay

Persaingan dompet digital di RI cukup sengit di tahun 2019 di mana GoPay dan OVO bersaing ketat untuk memperebutkan hati masyarakat. Namun, untuk tahun 2019, GoPay tetap berhasil menjadi dompet digital terlaris di Indonesia.

Selain GoPay dan juga OVO, dompet digital yang ada di RI juga masih banyak karena masih ada beberapa pemain lainnya seperti DANA, Link Aja, Jenius, hingga Doku. Intinya, ada banyak sekali para pesaing GoPay dan OVO, baik itu yang sudah lama maupun yang masih baru.

Baca juga: Bersaing Ketat dengan OVO, GoPay Tetap Nomor Satu di Tahun 2019

ShopeePay Siap Jadi Rival GoPay dan OVO

Mengingat bisnis dompet digital yang masih terbuka lebar peluangnya, GoPay dan OVO patut untuk waspada karena saat ini juga sudah muncul pesaing baru yang siap mengguncang dominasi keduanya di tanah air.

Nama pesaing baru yang dimaksud adalah ShopeePay. ShopeePay merupakan dompet digital keluaran dari e-commerce Shopee yang sudah digunakan sejak Juni 2019 lalu. Keberadaan ShopeePay ini diyakini mampu menggoyang dominasi GoPay dan juga OVO.

Alasannya, ShopeePay merupakan alat yang bisa meningkatkan bisnis Shopee karena dapat digunakan untuk menunjang proses pembayaran yang mudah. Selain alasan yang sudah disebutkan, alasan lain seperti tersedianya Pay Later juga menjadi alasan mengapa ShopeePay bisa menjadi rival GoPay dan juga OVO.

Dilansir dari CNBC Indonesia, riset Goldman Sachs yang berjudul Indonesia Internet: The Fight to Unite The Verticals yang dipublikasikan pada 10 Maret 2020 lalu mengungkapkan bahwasanya Shopeepay memiliki keunggulan karena bisa menggunakan ekosistem e-commerce Shopee.

“Untuk pembayaran, e-wallet akan sukses bila dikombinasikan dengan penggunaan internal yang powerful, terutama e-commerce. Kami menjagokan OVO atau ShopeePay, ucap Goldman Sachs seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia, (16/3/2020).

Baca juga: Ingin Kudeta GoPay, Grab Rencanakan Merger OVO dan DANA

Terkait pasar dompet digital di Indonesia ini, Goldman Sachs memprediksi bahwa nilai transaksinya akan menembus USD95,2 miliar pada tahun 2025. Prediksi yang dibuat Goldman Sachs itu berdasarkan beberapa faktor, di antaranya adalah pengguna smartphone yang semakin meningkat, biaya promosi yang besar, hingga peningkatan penerimaan internet Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0