in

Keindahan Candi Sukuh, Menawan namun Kontroversial

Candi Sukuh

Objek wisata di Kabupaten Karanganyar yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Candi Sukuh. Terletak di lereng gunung Lawu, tepatnya di desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah, candi sukuh berada pada ketinggian 1.186 meter di atas permukaan laut.

Tak ayal lokasi ini kerap diselimuti kabut pada pagi maupun sore hari. Udaranya yang sejuk membuat travelers betah berlama-lama menikmati keindahannya.

Lokasi candi sukuh berada kurang lebih 40 kilometer dari pusat kota Solo. Akses menuju lokasi cukup mudah, karena sudah terpasang papan petunjuk arah di setiap sudut jalan. Namun travelers perlu mewaspadai akses tanjakan tajam juga wilayah yang sering tertutup kabut.

Untuk itu diperlukan ekstra kehati-hatian untuk mencapai lokasi ini. Sebaiknya berkunjung di jam-jam pagi menuju siang, dimana kabut tidak begitu tebal hingga waktu pulang.

Baca jugaBerlibur di Candi Jawi Sembari Belajar Sejarah

Candi Sukuh

Struktur candi sukuh bisa dibilang paling berbeda dengan candi-candi pada umumnya di Indonesia. Konsep candi sukuh lebih menyerupai bentuk piramida di Mesir, maupun peninggalan budaya Maya di Meksiko, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil.

Candi Sukuh

Untuk memasuki wilayah candi travelers cukup membayar tiket seharga 7 ribu rupiah dan uang seikhlasnya untuk sewa kain. Yap, travelers diwajibkan memakaikan kain melingkar di pinggang karena candi sukuh adalah tempat peribadatan yang harus dihormati.

Namun travelers tidak perlu khawatir karena ada petugas pria dan wanita yang khusus membantu kalian memasang kain dengan benar. Untuk lahan parkir tersedia luas di area sekitar, travelers tidak perlu was-was dengan kendaraannya karena dipastikan aman.

Candi Sukuh, Menawan namun Kontroversial

Setelah memasuki wilayah candi, travelers akan dikejutkan dengan relief candi yang beraneka ragam dan terkesan blak-blakan. Yap, bagaimana tidak, di sekitar bangunan utama candi terdapat relief tanpa kepala dengan memegang alat kelamin laki-laki.

Oleh karena itu candi sukuh disebut menawan namun penuh kontroversi. Karena sebagian besar relief menggambarkan alat kelamin laki-laki maupun perempuan yang dengan jelas tampak menyerupai aslinya.

Candi Sukuh

Selain itu digambarkan juga relief di dinding dengan tema yang sama. Namun sebenarnya semua ini memiliki makna. Menurut para arkeolog, alat kelamin yang ada pada relief ini menggambarkan kesuburan.

Alat kelamin bagi orang zaman dahulu melambangkan sesuatu yang sakral dan suci, menggambarkan rantai kehidupan terjadi. Sudah sepantasnya kita sebagai generasi selanjutnya mempelajari dan menyikapi hal ini dengan positif.

Candi sukuh merupakan potret perpaduan kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia, oleh karena itu kita sebagai generasi penerus sudah sepantasnya melestarikan dan menjaga cagar budaya ini untuk warisan anak cucu kelak.

Jangan suka menyepelekan peninggalan sejarah dan tidak menghargainya dengan mencoret-coret atau bahkan merusaknya.

Jadi bagaimana, tertarik kah traveler untuk berkunjung ke objek wisata satu ini?

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0