in

Kesuksesan Pendiri Uber “Travis Kalanick” : Ide Cemerlang yang Membawanya Ke Tangga Sukses

Kesuksesan Pendiri Uber

Kesuksesan pendiri uber yang bernama Travis Kalanick menjadikan banyak orang diseluruh dunia mengenal Uber. Mungkin nama Uber sendiri lebih terkenal dibandingkan dengan nama Travis Kalanick yang merupakan salah seorang pendirinya.

Berkat kerja keras yang ia dedikasikan dalam mendirikan Uber, saat ini Uber telah beroperasi dilebih dari 60 negara dan juga lebih dari 300 kota di dunia.

Faktor kesuksesan Uber yang paling signifikan adalah kemudahan yang mereka berikan kepada banyak orang untuk menggunakan taksi. Uber yang menghubungkan pengguna layanan dengan para pengemudi taksi menjadikan para pengguna tidak perlu lagi direpotkan untuk mencari taksi.

Namun, dibalik kesuksesan pendiri Uber dengan idenya tersebut ada banyak sekali kontroversi yang mengikuti. Banyak pengendara taksi tradisional di seluruh dunia merasa tersaingi dengan keberadaan Uber dan menganggap mereka tidak bersaing secara sehat.

Agar kita mampu mengenal lebih dalam kisah kesuksesan pendiri Uber, Travis Kalanick, mari kita simak kisah inspiratif yang akan disampaikan berikut ini.

Masa Kecil Travis Kalanick

Di tahun 1976 tepatnya tanggal 6 agustus, Travis Kalanick lahir di Los Angeles, California. Ayah Travis Kalanick adalah seorang insinyur yang bernama Donald Edward Kalanick dan ibunya bernama Bonnie Horowitz Kalanick yang memiliki pekerjaan dibidang periklanan.

Travis Kalanick di masa kecil tinggal di Northridge, California dan memiliki 6 orang saudara kandung.

Travis Kalanick bersekolah di Granada Hills High School dan kemudian melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Teknik Komputer di University of California.

Bakat Bisnis yang Terlihat Diusia Muda

Diusia yang ke 18 tahun, Travis Kalanick mulai mendirikan bisnis pertamanya yang merupakan sebuah bimbingan belajar. Bimbingan belajar yang ia dirikan memberikan fokus kepada anak didiknya agar bisa sukses masuk ke perguruan tinggi.

Di bimbingan belajar yang ia dirikan, Travis Kalnick pun mengajar anak didik untuk menghadapi tes SAT. Keberaniannya untuk mengajarkan para anak didik bukan tanpa alasan, karena ia sebagai tenaga pengajar memiliki kompetensi yang baik dengan memiliki nilai tes SAT sebesar 1580.

Agar mampu menarik lebih banyak siswa yang ikut kedalam bimbingan belajar yang ia dirikan, Travis Kalanick pun mulai membuat sebuah promosi. Dimana ia mampu meyakinkan para siswa untuk mendapatkan kenaikan nilai sebesar 400 poin.

Kepandaian Travis Kalanick dalam hal matematika memang telah diakui oleh banyak teman-temannya. Bahkan ia pernah dijuluki sebagai mesin matematika karena mampu menyelesaikan matematika dalam waktu 8 menit saja.

Kapandaian dalam Hal Sales dan Marketing

Bakat Travis Kalanick dalam berbisnis bukan hanya terlihat saat ia mendirikan bisnis bimbingan belajar. Teman-temannya pun mengenal Travis sebagai orang yang memiliki bakat untuk menjual dengan baik.

Temannya bahkan berkata bahwa kemampuan Travis dalam menjual seolah-olah ia adalah seorang sales mobil yang memiliki kemampuan berbicara dan selalu menawarinya mobil untuk dibeli.

Travis Kalanick juga dikenal sebagai seorang yang mampu bercerita dengan baik, hal ini karena ia mempunyai selera cerita yang baik dan mampu menggambarkan suatu hal yang sangat berbeda.

Ditambah lagi kepribadiannya yang suka mengatur dan cenderung oportunis menjadikan teman-temannya menilai Travis sebagai orang yang bisa mengganggu.

Mengerjakan Proyek Pertama di Universitas

Kesuksesan Pendiri Uber
Travis Kalanick Bersama Timnya Via businessinsider.com

Saat Kalanick kuliah di Univesity of California, ia tergabung kedalam organisasi yang bernama Computer Science Undergraduate Association. Didalam organisasi inilah ia bertemu dengan Michael Todd dan Vinve Busam yang kemudian mulai mengerjakan proyek Scour.

Proyek Scour mereka lakukan dikamar asrama milik Vinve Busam. Mulailah Travis Kalnick dan teman-temannya mengotak-atik kode untuk membuat aplikasi peer to peer.

Aplikasi yang mereka kembangkan ini mirip dengan mesin pencarian dimana disini kita bisa berbagi berbagai file video, gambar, dan juga film.

Proyek bisnis Scour yang mereka dirikan ternyata cukup sukses dan membuat Kalanick memilih drop out dari sekolah karena ingin fokus dibidang yang ia sukai.

Namun ada sebuah kisah unik dari Travis Kalanick saat mengerjakan proyek Scour bersama dengan teman-temannya. Kalanick menganggap dirinyalah seorang pemimpin dan ia juga beranggapan yang mendirikan Scour. Padahal kenyataannya ia bukanlah pendiri atau pemimpin karena ia berada disana berkat teman-temannya yang lain.

Semangatnya inilah yang membuat Travis Kalanick terlihat berbeda dimata para investor. Bahkan rekannya yang merupakan pendiri Scour memberikan apresiasi kepada Travis Kalanick dengan memberikannya sebagian saham Scour.

Mulai Berpikir untuk Berbisnis Sendiri

Scour yang merupakan proyek bisnis yang dikerjakan Travis Kalnick dan teman-temannya ternyata mendapati saingan yang sama.Hal tersebut datang dari Napster yang didirikan oleh Shawn Fanning. Konsep bisnis yang mereka usung sama-sama sebagai peer- to peer search engine yang memungkinkan para penggunanya mendownload berbagai file yang dikehendaki.

Namun, meskipun Napster lahir setelah 18 bulan Scour berjalan, kesuksesan yang diraih oleh Napster ternyata lebih fenomenal dibandingkan dengan Scour.  Hal ini dikarenakan Napster memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh Scour yaitu mereka tidak mudah crash karena file yang diterima langsung dibagikan dan tidak perlu disimpan terlebih dahulu.

Walaupun mereka mengerjakan proyek terlebih dahulu bukan berarti mereka bisa lebih sukses dengan orang yang terlambat memulai.

Sebagai seorang yang membantu para teman-temannya yang berstatus pendiri Travis Kalanick tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini dikarenakan sebagian besar hal utama dikerjakan oleh Todd dan Rodriguez. Ia hanya bisa mengikuti kemana alur kerja yang dilakukan oleh teman-temannya saat itu.

Masalah yang Datang Pada Scour

Disaat bekerja di Scour bersama dengan teman-temannya, Travis merasa tidak terlalu bahagia disana. Hal ini dikarenakan adanya berbagai tekanan yang ia terima oleh para investor yang ikut mendanai Scour. Sikap kerja keras yang ia dedikasikan kepada Scour seolah-olah tidak memiliki arti apapun dengan tekanan yang didapatkannya dari investor.

Bahkan Travis Kalnick pernah mendapatkan nada berupa ancaman dari para pekerja yang mengatasnamakan investor. Dimana ia mengatakan kepada Travis bahwa ada orang-orang yang bekerja sangat keras di industri ini untuk mendapatkan posisi yang ditempatinya. Jadi jika kamu mengacaukan ini, maka kamu akan diletakkan kepada sekumpulan geng yang akan menghabisimu.

Masalah ini tidak dibiarkannya begitu saja, ia pun melaporkan kejadian ini kepada Para investor yang memiliki wewenang lebih tinggi untuk kemudian menghukum para pekerja tersebut.

Sampai pada akhirnya masalah yang krusial muncul didalam bisnis yang ia kerjakan bersama teman-temannya. Scour yang merupakan tempat orang mendownload berbagai file secara gratis mendapatkan tuntutan dari para pemilik produk yang berbayar. Scour pun mendapatkan tuntutan sebesar 250 juta USD

Gagal sudah terlihat dibisnis ini, akhirnya Travis Kalanick memilih untuk mendirikan bisnis sendiri.

Mendirikan RedSwoosh di Tahun 2000

Kesuksesan Pendiri Uber
Redswoosh Via appinstitute.com

Kegagalan yang ia alami ketika bekerja bersama teman-temannya ditambah lagi timbulnya permasalahan dari pihak yang menuntut Scour membuat Travis memilih untuk memulai bisnisnya sendiri.

Tepat ditahun 2000 ia mengajak salah seorang pendiri Scour, Michael Todd, untuk bekerja sama mendirikan start up baru yang ia beri nama RedSwoosh.

Bukan Cuma Micheal Todd saja yang ia ajak untuk bergabung ke dalam usaha yang baru ia dirikan. Travis pun mulai merekrut beberapa pegawai yang sebelumya juga bekerja di Scour.

Saat itu bisnis yang baru ia dirikan lebih rapi dan mereka memiliki cara untuk menghemat pembiayaan yang harus mereka keluarkan.

Namun permasalahan kembali muncul ke dalam usaha yang dilakukan oleh Travis Kalanick, serangan teroris yang menghantam gedung WTC turut mengguncang pasar saham. Pasar saham Amerika mulai terpuruk pada periode 2000 – 2002 dan hal ini mempengaruhi Redswoosh yang saat itu masih berstatus sebagai perusahaan start up.

Banyak para investor tidak melirik bisnis dibidang teknologi di awal tahun 2000-an. Hal ini tentu suatu masalah yang tidak bisa dibiarkan oleh para pendiri RedSwoosh.

Sehingga kedua pendiri Redswoosh memiliki perbedaan persepsi tentang bagaimana cara agar bisnis yang mereka rintis dapat berjalan. Todd selaku rekan kerja Travis memilih untuk menempuh cara yang kotor agar bisnis mereka dapat berjalan, tapi hal ini tentu saja ditentang oleh Travis saat itu.

Cara kotor yang dilakukan Todd adalah dengan tidak membayarkan pajak pegawai yang bekerja di perusahaan mereka. Sehingga dana yang seharusnya masuk kedalam kas negara tidak pernah sampai. Hal ini jugalah yang membuat perselisihan diantara Travis dan Todd sampai akhirnya mereka memilih jalan pisah dan tidak melanjutkan kerja sama kedepan.

Menjalankan Redswoosh Seorang Diri

Setelah terjadi perbedaan pandangan diantara kedua pendiri, akhirnya Travis pun mulai menjalankan Redswoosh seorang diri.

Tidak sampai disana penderitaan yang ia dapatkan, setelah berpisah dari rekan kerjanya Travis Kalanick pun mendapatkan kenyataan bahwa salah satu teknisi Redswoosh yang bernama Evan Tsang memilih untuk keluar dan bekerja di Google.

Disaat tertimpa masalah berkali-kali, perusahaan Redswoosh pun mulai mendapatkan perhatian dari Microsoft. Microsoft merasa tertarik untuk memiliki aset perusahaan, namun hal tersebut tidak langsung disetujui oleh Travis Kalanick. Ia pun mulai memperhitungkan kemungkinan keuntungan dan kerugian yang mungkin ia dapatkan dari pembelian aset oleh Microsoft.

Namun setelah memperhitungkan dengan matang, Travis pun memilih untuk tidak menjual aset Redswoosh kepada Microsoft dan memilih untuk menahannya.

Tidak terjadi deal bisnis dengan Microsoft, Travis pun mulai melirik Google untuk diajak bernegosiasi. Didukung dengan kehandalannya melakukan negosiasi dan kepercayaan dirinya yang tinggi, mulailah Travis menemui perusahaan Google untuk mendapatkan pendanaan.

Namun ternyata keahlian negosiasi yang dimiliki Travis bemul mampu menggugah Google saat itu dan negosiasi dengan Google pun tidak menemui hasil.

Akhirnya, keberuntungan baru datang kepada Travis Kalanick ketika mantan calon partnernya datang dan merasa tertarik untuk membeli Redswoosh.

Akamai pun membayar $23 juta untuk membeli Redswoosh, dimana $19 juta dalam bentuk kepemilikan saham di perusahaan Akamai dan sisa sebesar $4 juta dibayarkan dalam bentuk uang tunai.

Pembelian Redswoosh ini pun merubah hidup Travis Kalanick dan ia pun menjadi jutawan berkat bisnis yang ia jual kepada Akamai.

Kesuksesan Pendiri Uber karena Memiliki Ide Cemerlang

Kesuksesan Pendiri Uber
Travis Via incimages.com

Kesuksesan pendiri Uber dimulai saat ia mendapatkan undangan untuk mengunjungi Konferensi yang bernama LeWeb di Paris pada tahun 2008.

Ketika itu mencari taksi sangatlah susah dan Travis pun mulai berpikir untuk memecahkan permasalahan ini.

Akhirnya di tahun 2009 Travis pun mengajak Garrett Camp untuk mengerjakan proyek Uber yang menjadi impian dari Kalanick.

Kali ini Travis Kalanick memulai bisnis rintisan dan bekerja dibalik layar namun tentu ada bedanya. Pendanaan bisnis dan inisiator usaha ada ditangan Travis Kalanick dan hal ini sangat berbeda dengan bisnis yang telah ia lakukan sebelumnya.

Saat awal diluncurkan di San Fransisco, konsep Uber adalah bisnis penyewaan limosin yang bisa digunakan layaknya taksi. Sehingga para pengguna bisa menikmati keindahan kota dengan naik limosin selayaknya seorang raja.

Mencari Kandidat CEO

Namun meskipun memiliki konsep yang matang dengan pendanaan yang mumpuni kedua pendiri Uber, Travis dan Garrett tidak mau menjadi pihak utama yang menjalankan bisnis. Akhirnya mereka mulai mencari orang yang dianggap mampu menduduki posisi CEO Uber saat itu.

Sampai pada akhirnya ditunjuklah Ryan Graves untuk menjadi CEO Uber dan bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis secara penuh.

Kesempatan yang didapatkan Ryan Graves ini tentu menjadikannya sebagai orang paling beruntung. Hal ini terbukti dari cuitannya lewat Twitter dimana ia memuji konsep Uber dan para pendiri yang handal seperti Kalanick dan Garrett yang memiliki bakat dalam hal developer aplikasi.

Masuknya Ryan Graves sebagai CEO Uber membuat dampak yang signifikan bagi perkembangan perusahaan. Dimana ia mengusulkan tentang siapa pun bisa menjadi sopir di Uber dan bisa menggunakan mobil apapun. Ia pun membuat adanya bintang jasa yang menunjukkan kualitas dari sopir yang bersangkutan.

Setelah cukup sukses dengan kontribusi yang ia berikan, Ryan Graves pun berganti posisi dijajaram eksekuti yang lain dan sekarang Travis lah yang menjalankan tugas sebagai CEO Uber.

Kemampuan Travis dalam hal negosiasi dan menjual diharapkan mampu menarik minat para investor memasukkan dananya ke perusahaan Uber. Sampai pada akhirnya mulailah Travis bernegosiasi kepada para investor. Kesuksesan pendiri Uber, Travis Kalanick dalam bernegosiasi  membuat para investor tertarik dengan pola kerja aplikasi yang mereka kembangkan.

Namun, meskipun demikian sebenarnya para investor sangat menyayangkan sebuah fakta bahwa Ryan Graves harus turun dari jabatannya sebagai CEO. Hal Ini dikarenakan kinerja Graves yang mereka nilai sangat baik dan mampu membawa Uber menjadi perusahaan yang besar.

Pelajaran Berharga dari Kesuksesan Pendiri Uber

Kesuksesan pendiri Uber, Travis Kalanick,  sebagai inisiator Uber patut mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Ketangguhan sikapnya dalam mengatasi kegagalan tentu bisa menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua yang sedang merintis sebuah usaha.

Kemampuannya bernegosiasi dan menjual sesuatu merupakan salah satu kunci yang menjadikan Travis dapat dengan mudah menarik para investor untuk mulai berinvestasi di Uber.

Ditambah dengan kecemerlangannya dalam melihat masalah yang dihadapi masyarakat menjadikan bisnis yang ia rintis dapat sampai ke negara kita Indonesia.

Kita semua bisa seperti Travis Kalanick, lakukanlah apa yanh anda sukai dengan sungguh-sungguh dan tekunlah unutk meraihnya. Jangan pernah kegagalan dalam proses menjadikanmu jatuh dan lelah untuk berjuang.

Kemudian hal yang paling penting adalah pecahkanlah permasalahan yang ada disekitar tempat tinggal anda, lalu jadikanlah itu sebagai peluang usaha yang menguntungkan.

Jika anda mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, maka dapat dipastikan bisnis yang anda rintis akan banyak dicari oleh masyarakat layaknya kesuksesan pendiri Uber, Travis Kalanick.

Jadi, semoga kisah kesuksesan pendiri Uber, Travis Kalanick,  ini dapat menginspirasi kita semua.

Salam Sukses !

Author Wahyu Utama

Ideas and Thought Must be Submited | Passionate in Business and Investment |

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0