in

Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya : Perantau China yang Sukses Berbisnis di Indonesia

Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya

Kisah sukses Eka Tjipta Wijaya ini pasti akan menginspirasi para perantau yang tengah berjuang mencapai tangga keberhasilan. Bagaimana tidak dengan bisnis yang dijalankan sampai saat ini, ia mampu menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Dimana pada tahun 2011, Eka Tjipta Wijaya mengantongi jumlah kekayaan sebesar US$ 8 Milyar.

Eka Tjipta Wijaya merupakan pendiri Sinarmas Group yang membawahi 200 lebih perusahaan dengan jumlah karyawan mencapai ratusan ribu orang. Bisnis yang dia kelola meliputi keuangan, pulp, kertas, agrobisnis, perumahan, sampai teknologi informasi.

Bisnis-bisnis tersebut dikendalikan melalui empat unit usaha yang meliputi Asia Pulp and Paper Co, PT Sinarmas Multiartha Tbk, PT Duta Pertiwi Tbk, PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk.

Baca juga : Strategi Bisnis Orang Tiong Hoa yang Menjadikannya Sukses

Banyaknya usaha yang dia geluti, berkat adanya kegigihan dan kerja keras yang beliau korbankan semasa hidupnya. Dimana Tjipta Wijaya pernah merasakan sulitnya hidup dan harus berjuang membantu kedua orang tuanya mencari nafkah.

Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya
Eka Tjipta Wijaya Via www.jawaban.com

Eka Tjipta Wijaya memiliki nama asli Oei Ek Tjhong yang dilahirkan pada 3 Oktober 1923 di China. Ia pindah ke Indonesia tepatnya di Makassar pada tahun 1932 untuk mengikuti ayahnya yang telah lebih dahulu berada di Indonesia.

Bersama ibunya, Tjipta Wijaya yang saat itu masih berusia 9 tahun harus menempuh pelayaran selama tujuh hari tujuh malam untuk sampai ke Makassar. Hal yang lebih menyedihkan lagi, selama di perjalanan mereka harus tidur di bawah kelas dek karena kondisi yang miskin.

Memulai Dari Usia Sangat Muda

Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya

Kisah sukses Eka Tjipta Wijaya dimulai dengan perjuangan pada saat ia masih sangat muda. Setelah tiba di kota Makassar, Tjipta Wijaya mulai membantu ayahnya yang telah membuka toko kecil disana. Menggunakan sepeda Tjipta Wijaya kecil menjual barang-barang dari toko milik ayahnya secara eceran. Ia mendatangi rumah ke rumah dan menawarkan barang dagangannya kepada masyarakat yang bermukim didaerah sekitar.

Hal yang patut diacungi jempol dari perjuangan Eka Tjipta Wijaya adalah pada saat itu ia belum menguasai bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan pembeli. Hal tersebut tidak menjadi halangan baginya untuk berdagang, menggunakan bahasa tubuh ia membantu ayahnya menambah penghasilan keluarga.

Berjuang dengan Tangan dan Kaki Sendiri

Berkat ketekunan yang ia tunjukkan selama membantu ayahnya menjual barang, keterampilan berdagangnya pun mulai terasah.  Pada usia 15 tahun, Tjipta Wijaya mulai untuk berdagang sendiri dan mencari pemasok barang-barang yang akan dijualnya.

Dikarenakan Tjipta Wijaya tidak memiliki modal yang cukup pada saat itu. Ia pun bermaksud untuk mengambil barang terlebih dahulu dan baru membayarnya kemudian. Namun, sistem seperti ini tidak disetujui oleh para pemasok karena mereka tidak yakin dan percaya dengan Tjipta Wijaya.

Menghadapi masalah seperti ini, Tjipta Wijaya tidak berputus asa. Ia pun meemberikan ijazah SD sebagai jaminan agar ia dapat mengambil barang dagangan terlebih dahulu kepada pemasok.

Akhirnya cara seperti ini berhasil, Tjipta Wijaya mendapatkan kepercayaan oleh para pemasok dan bisa menjual biskuit dan gula-gula secara eceran. Ia pun berkeliling wilayah Makassar untuk menawarkan barang dagangannya menggunakan sepeda tanpa mengenak rasa lelah.

Sedikit demi sedikit akhirnya dengan usaha yang dilakukannya, Tjipta Wijaya bisa membeli becak untuk membawa barang dagangannya.

Cerdas Melihat Peluang

Usaha yang dirintisnya mulai menampakkan keberhasilan, namum kendala kembali menghampiri Tjipta Wijaya. Kedatangan pasukan Jepang ke Indonesia menjadikan usaha yang telah dibangunnya hancur total.

Akhirnya ia memutar otak dan mencari cara untuk kembali memulai bisnis yang lain. Ketika ia sedang berada di pinggiran Makassar, tepatnya di Paotere dan melihat tumpukan terigu, semen, gula yang masih dalam keadaan baik.

Ia pun mencari cara bagaimana untuk mendapatkan barang-barang tersebut untuk kemudian dijual kembali. Tjipta Wijaya akhirnya berencana untuk membuka tenda didekat lokasi agar mampu untuk menjual makanan dan minuman untuk para tentara Jepang yang ada disana. Berbekal kopi, gula, air, cangkir, dan sendok yang ia pinjam dari ibunya, berangkatlah Tjipta Wijaya kesana untuk berdagang.

Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya

Harapan yang diinginkan agar barangnya laku terjual tidak kunjung datang. Sampai akhirnya Tjipta Wijaya berpikir untuk mentraktir pimpinan pasukan Jepang dengan makanan dan minuman yang ia bawa. Benar saja, cara ini berhasil, sehingga menjadikan Tjipta Wijaya bisa membawa barang-barang yang sudah dibuang tadi untuk dibawa pulang dengan izin dari tentara Jepang.

Ia pun memilah barang apa saja yang masih layak untuk dijual kembali. Tepung yang masih baik ia pisahkan dan yang sudah keras ditumbuk dan diperbaiki lagi. Kondisi perang pada saat itu menguntungkan Tjipta Wijaya karena barang-barang yang ia kumpulkan sangat dibutuhkan oleh banyak orang.

Setelah barang bekas tersebut habis, Tjipta Wijaya kembali memutar otak. Ia beralih menjadi pedagang kopra. Ia rela berlayar berhari-hari ke Selayar dan sentra-sentra kopra untuk mendapatkan pasokan kopra dengan harga yang murah. Namun kendala dari Jepang kembali menghadang usaha yang dilakoni Tjipta Wijaya. Usaha Kopra yang ia jalankan rugi dan hampir mengalami kebangkrutan

Tidak berputus asa dengan masalah yang ia hadapi, Tjipta Wijaya kembali berdagang gula, wijen, dan kembang gula. Namun ketika sudah mulai berkembang, harga gula jatuh dipasaran dan ia kembali merasakan kerugian dari usaha yang dijalankan. Tjipta Wijaya terpaksa menjual mobil jip dan perhiasan keluarga untuk menutup kerugian tersebut.

Jatuh, Bangkit, Jatuh, Bangkit Lagi

Pantang menyerah dan terus bangkit menghadapi kegagalan adalah prinsip dari kisah sukses Eka Tjipta Wijaya. Beliau mengatakan bahwa apapun kesulitan yang dihadapi, jika kita memiliki keinginan untuk melawan, pasti dapat teratasi. Terbukti, prinsip tersebut mampu menjadikan Tjipta Wijaya untuk terus bangkit dan kembali berusaha walaupun kegagalan terus mendatangi usaha yang ia jalankan.

Jiwa pantang menyerah dari Eka Tjipta Wijaya ini yang seharusnya kita jadikan pedoman dalam hidup. Jangan mudah menyerah ketika masalah datang dan menghampiri. Hadapi masalah tersebut dan selesaikan dengan benar. Terbiasa menghadapi masalah dan menyelesaikannya akan menjadikanmu pribadi yang tangguh dan kuat.

Bukti Kisah Sukses Eka Tjipta Wijaya

Berkat kegigihan dan sikap yang pantang menyerah dalam menjalankan bisnis. Sekarang Tjipta Wijaya telah memiliki banyak sekali bisnis yang dikelola oleh keturunannya. Teguh Ganda Widjaja memimpin Asia Pulp and Paper Co, Indra Widjaja meimpin PT Sinarmas Multiartha Tbk, Franky Oesman Widjaja diberi amanah memimpin PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk, dan Muktar Widjaja memimpin PT Duta Pertiwi Tbk.

Apakah Kita Bisa Seperti Beliau ?

Jawaban untuk pertanyaan tersebut tergantung dari cara kita menanggapi kisah sukses Eka Tjipta Wijaya dalam kehidupan kedepan. Jika kita ingin sukses seperti beliau segeralah melakukan aksi untuk memulai usaha yang bisa dilakukan sedini mungkin.

Lihat peluang disekelilingmu dan cari permasalahan yang ada, kemudian jadikan permasalahan tersebut sebagai peluang usaha. Tambahkan sikap pantang menyerah seperti yang ditunjukkan oleh Tjipta Wijaya dan terus berusaha walaupun kegagalan datang. Yakinkan diri kalian bahwa kita berhak untuk mendapatkan kesuksesan seperti yang didapatkan oleh Eka Tjipta Wijaya.

Author Wahyu Utama

Ideas and Thought Must be Submited | Passionate in Business and Investment |

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0