in

Mau Rujuk, Google Takut Kalah Saing dengan Huawei?

google takut
REUTERS

Google dilaporkan telah mengajukan lisensi kepada pemerintah AS yang akan memungkinkan mereka untuk bekerja sama dengan Huawei lagi. Namun, terkait setuju atau tidaknya pemerintah AS masih belum diketahui.

Huawei masuk dalam daftar entitas AS sejak Mei 2019, yang kemudian membuat mereka tidak memiliki akses ke teknologi terkait AS. Namun, pemerintahan Negeri Paman Sam itu ternyata membuat pengecualian terhadap Microsoft.

Perusahaan yang didirikan Bill Gates dan Paul Allen itu tidak masuk ke dalam daftar larangan. Artinya, Microsoft bisa leluasa melakukan kerja sama bisnis dengan pihak Huawei. Melihat fakta yang demikian itu, pihak Google pun ingin mereka juga dimasukkan ke dalam daftar pengecualian.

Baca juga: Google Ingin Jalin Kerja Sama dengan Huawei Lagi

Google Takut Tersaingi Huawei?

Kabar pengajuan lisensi Google ke pemerintah Amerika Serikat mendapatkan sambutan positif, khususnya dari para pengguna Huawei. Alasannya, ketika pemerintah AS mengabulkan permintaan Google, maka perangkat Huawei bisa kembali mengakses aplikasi-aplikasi keluaran Google.

Di saat sebagian kalangan menyambut positif, sebagian kalangan yang lain menduga jika pengajuan lisensi Google ke pemerintah AS ini dikarenakan mereka yang tidak ingin tersaingi oleh perusahaan teknologi asal China tersebut.

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, semenjak dilarang menggunakan Google Mobile Services (GMS), Huawei telah mengembangkan layanannya sendiri, yaitu Huawei Mobile Services (HMS). Dan terkait HMS ini, perkembangannya sudah menuju ke arah yang positif.

Baca juga: Huawei Search Akan Segera Gantikan Google Search

Huawei Siap Jadi Pesaing Google

Dua hari yang lalu atau yang lebih tepatnya, Senin (2/3/2020), pihak Huawei telah mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan pengganti Google Search, yaitu Huawei Search. Saat ini, mesin pencari Huawei itu sedang diujicobakan di negara Uni Emirat Arab.

Huawei Search dilengkapi dengan fitur pencarian cepat. Selain itu, mesin pencari Huawei akan memungkinkan para pengguna untuk mengecek prakiraan cuaca, hasil olahraga, konversi unit, dan kalkulator.

Bukan hanya itu saja, Huawei Search juga akan mengkategorikan hasil pencarian berupa video, berita, dan gambar. Fitur ini sama seperti yang dimiliki oleh Google Search dan kebanyakan mesin pencari lainnya sehingga para pengguna Huawei akan tetap merasakan kenyamanan ketika menggunakan Search mereka.

Selain menyiapkan pengganti Google Search, Huawei juga sudah menyiapkan aplikasi Facebook, Instagram, dan Twitter untuk masuk ke toko aplikasinya. Mereka juga sudah menawarkan miliaran rupiah untuk para pengembang yang mau membesarkan toko aplikasinya.

Baca juga: Ingin Mandiri, Huawei Tawari Pengembang Rp364 Miliar

Melihat fakta yang demikian itu, wajar sekali apabila pengajuan lisensi oleh Google dikaitkan dengan kekhawatiran mereka akan takut kalah saing dengan Huawei mengingat perusahaan pimpinan Ren Zhengfei itu cukup agresif dalam membangun ekosistemnya.

Adapun untuk pemerintah AS, tentu mereka harus mengkaji secara mendalam pengajuan lisensi Google ini. Karena ketika mereka tidak memberikan lisensi atau kesempatan Google untuk rujuk dengan Huawei, maka bisa saja perusahaan teknologi asal China itu akan semakin berkembang sebagaimana mereka telah berkembang, bahkan maju di sektor 5G.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0