Virus Herpes merupakan kelompok virus yang termasuk dalam keluarga Herpesviridae, yang bisa menyebabkan berbagai macam infeksi pada manusia dan hewan.
Virus herpes bisa menimbulkan beberapa efek samping atau komplikasi, baik secara fisik maupun psikologis, tergantung pada lokasi infeksi, frekuensi kekambuhan, dan kondisi daya tahan tubuh penderita.
Penyebaran virus herpes terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau cairan tubuh yang terinfeksi. Berbagai penularan lain diantaranya melalui berbagi alat makan, minum, lip balm, atau handuk.
Jenis-Jenis Virus Herpes pada Manusia dan Gejalanya
Virus herpes sendiri diketahui ada beberapa jenis. Di antara jenis-jenisnya, yang paling dikenal menyerang manusia adalah sebagai berikut :
Herpes Simplex Virus (HSV)
HSV-1: Biasanya menyebabkan herpes oral, seperti luka dingin (cold sores) di sekitar mulut.
Gejala :
- Luka melepuh (blister) di sekitar bibir, mulut, atau gusi
- Luka bisa pecah dan menjadi koreng
- Gatal atau rasa terbakar sebelum luka muncul
- Kadang disertai demam, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening
HSV-2: Umumnya menyebabkan herpes genital, yaitu luka atau lepuhan di area genital dan sekitar anus.
Gejala :
- Luka melepuh atau luka terbuka di area genital, anus, paha bagian dalam
- Rasa sakit, gatal, atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Gejala seperti flu saat infeksi pertama kali (demam, nyeri otot)
- Kelenjar getah bening bengkak
- Keputihan atau keluar cairan dari uretra
Varicella-Zoster Virus (VZV)
Penyebab cacar air (varicella) saat infeksi pertama.
Dapat menetap dalam tubuh dan aktif kembali menjadi herpes zoster (shingles) di usia dewasa/lansia.
Gejala:
- Ruam merah berisi cairan di satu sisi tubuh (biasanya di dada, wajah, atau punggung)
- Nyeri hebat atau sensasi terbakar (bisa sebelum ruam muncul)
- Gatal dan sensasi kesemutan
- Setelah sembuh, bisa meninggalkan nyeri saraf (postherpetic neuralgia)
Cytomegalovirus (CMV)
Sering tidak menimbulkan gejala, tetapi bisa berbahaya pada bayi atau orang dengan sistem imun lemah (seperti penderita HIV/AIDS atau penerima transplantasi organ).
Epstein-Barr Virus (EBV)
Penyebab mononukleosis infeksiosa (kissing disease).
Terkait dengan beberapa jenis kanker, seperti limfoma dan nasofaringeal karsinoma.
Human Herpesvirus 6 (HHV-6), 7 (HHV-7) dan 8 (HHV-8)
Sering menyebabkan roseola infantum (demam tinggi diikuti ruam) pada anak kecil.
Herpes pada Bayi (Neonatal Herpes)
Sangat serius dan bisa terjadi saat bayi lahir dari ibu dengan infeksi herpes aktif.
Gejala:
- Ruam atau luka lepuh pada kulit
- Demam, lesu, kejang
- Bisa menyebar ke otak (meningoensefalitis)
Karakteristik Umum Virus Herpes
Bersifat laten: Setelah infeksi awal, virus tetap hidup dalam tubuh dan bisa aktif kembali (reaktivasi) saat sistem imun menurun.
Menular: Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi yang terinfeksi.
Tidak bisa disembuhkan total: Tapi gejalanya bisa dikendalikan dengan obat antivirus seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir.
Pencegahan:
Menghindari kontak langsung dengan penderita saat gejala aktif.
Bagaimana pengobatan herpes
Pengobatan herpes tidak bisa menyembuhkan virus sepenuhnya, karena virus tetap berada dalam tubuh dalam keadaan laten (tidur) dan bisa reaktif sewaktu-waktu. Namun, pengobatan bisa sangat membantu untuk:
- Mengurangi durasi dan keparahan gejala
- Mempercepat penyembuhan luka
- Mencegah atau mengurangi kekambuhan
- Menurunkan risiko penularan ke orang lain
1. Obat Antivirus
Obat utama yang digunakan untuk mengobati herpes adalah:
Nama Obat Bentuk Fungsi Utama
Acyclovir Tablet, salep, injeksi Obat paling umum, efektif untuk HSV dan VZV
Valacyclovir Tablet Versi yang lebih mudah diserap dari acyclovir
Famciclovir Tablet Alternatif lain untuk HSV dan zoster
Obat ini bekerja paling baik jika diberikan sesegera mungkin setelah gejala muncul.
Obat nyeri saraf (neuropatik) seperti gabapentin bisa diberikan jika nyeri berlangsung lama (postherpetic neuralgia).
2. Pengobatan Simptomatik
Selain antivirus, pengobatan juga bisa mencakup:
Obat pereda nyeri (analgesik): seperti ibuprofen atau paracetamol
Salep topikal: untuk mengurangi rasa sakit atau gatal
Kompres dingin: untuk membantu mengurangi peradangan dan ketidaknyamanan
Kebersihan luka: menjaga area lesi tetap bersih dan kering
3. Terapi Supresif (Pencegahan Kekambuhan)
Untuk orang dengan kekambuhan herpes yang sering (lebih dari 6 kali per tahun), dokter bisa meresepkan dosis rendah antivirus setiap hari sebagai terapi jangka panjang. Tujuannya:
4. Vaksinasi
Vaksin Virus Herpes Zoster (Shingrix) atau Vaksin Cacar Api adalah vaksin untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi Herpes Zoster / cacar ular / cacar api. Herpes Zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster, yang juga menjadi penyebab cacar air.
Manfaat Vaksin Herpes Zoster (Shingrix)
Perlindungan Langsung: Vaksin herpes zoster ini terbukti efektif mengurangi risiko terjadinya Herpes Zoster hingga 90%, terutama pada lansia.
Mengurangi Keparahan Gejala: Vaksin ini juga mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi, sehingga mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Mencegah Komplikasi Cacar Api: Vaksin ini juga mencegah komplikasi nyeri saraf berat akibat cacar api.
Apakah Anda sedang mengalami gejala herpes, atau sedang membantu seseorang yang mengalaminya? Vaksin dapat memberi rasa aman dan mengurangi kecemasan terkait penularan atau stigma sosial akibat herpes.
Its like you read my mind You appear to know a lot about this like you wrote the book in it or something I think that you could do with some pics to drive the message home a little bit but instead of that this is fantastic blog An excellent read I will certainly be back
I loved as much as youll receive carried out right here The sketch is attractive your authored material stylish nonetheless you command get bought an nervousness over that you wish be delivering the following unwell unquestionably come more formerly again as exactly the same nearly a lot often inside case you shield this hike