in

Menjadi Hacker Adalah Pekerjaan Impian di Korut, Kok Bisa?

menjadi hacker

Korea Utara adalah negara yang tertutup dari dunia luar. Meski tertutup, Korea Utara menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain karena memiliki senjata nuklir. Akibat senjata nuklirnya pula, negara yang saat ini dipimpin oleh Kim Jong-un itu menerima hukuman dari PBB.

Jika berbicara senjata nuklir, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Korea Utara sendiri juga dikenal sebagai negara yang terisolasi. Itu artinya, pergerakan mereka dalam menghasilkan uang juga terbatas. Meskipun begitu, Korut tetap bisa mencari uang, dan berikut ini beberapa cara Korut untuk menghasilkan uang:

  • Bekerja sama dengan China.
  • Buruh luar negeri yang bekerja di China dan Rusia.
  • Penjualan senjata.
  • Penjualan obat-obatan terlarang.
  • Kejahatan siber.

Dari kelima cara Korut menghasilkan uang, cara terakhir cukup menarik perhatian di mana negara seperti Korut ternyata mampu menghasilkan para peretas yang luar biasa. Bahkan menurut laporan Reuters, Korut berhasil meraup 2 miliar dolar AS dari kejahatan sibernya.

Meretas Adalah Jalan Keluar Bagi Korut

Dilansir dari Financial Times, Yoo Dong-rul selaku Direktur Korea Institute of Liberal Democracy mengatakan bahwa segala pintu perdagangan, terlepas dari legalitasnya, telah tertutup bagi Korea Utara. Senjata dagang terbatas, dan aktivitas siber adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memperoleh uang.

Pernyataan yang disampaikan Yoo Dong-rul ini cukup mengejutkan. Itu artinya, selama ini Korea Utara memiliki tim peretas yang sangat mumpuni kemampuannya. Dilansir dari Tirto, nama tim peretas ini adalah Lazarus Group, alias APT 38 alias HIDDEN COBRA alias Guardian of Peace alias Whois Team.

Bahkan, The Wall Street Journal mengatakan jika pemerintah Korea Utara memang menyiapkan anak-anak muda mereka untuk menjadi peretas yang handal. Setiap tahun juga diadakan acara “hackathon” sebuah ujian peretasan yang harus dilakukan oleh anak-anak Korea Utara yang sudah dilatih untuk menjadi seorang hacker.

Menjadi Hacker Adalah Pekerjaan Impian

The Wall Street Journal mengatakan, ketika anak-anak menjadi hacker, maka mereka itu seperti atlet yang berlaga di Olimpiade. Hal yang demikian itu cukup beralasan, karena sumber pendapatan Korut salah satunya memang bersumber dari kejahatan siber yang akan selalu mengandalkan para hacker.

Bahkan, salah seorang warga Korut mengatakan:

Ketika kamu terpilih dalam unit siber, kamu memperoleh status warga spesial, dan kamu tidak perlu khawatir soal makanan atau kebutuhan dasar lainnya.

Melihat fakta yang seperti itu, maka sangat tidak mengherankan apabila menjadi seorang hacker adalah sebuah impian bagi anak-anak Korut karena dengan menjadi seorang hacker, segala sesuatu yang mereka inginkan sudah difasilitasi oleh negara.

Baca juga: Inilah 5 Negara dengan Hacker Terbanyak di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?

Dalam salah satu laporannya, McAfee juga mengatakan jika para peretas Korea Utara ini bukanlah peretas biasa karena mereka diyakini menjadi dalang dari ludesnya beberapa uang yang ada di bank di berbagai belahan dunia.

Berikut ini beberapa pencurian yang dilakukan Korut berdasarkan laporan McAfee:

  • Banco del Austro Ekuador sebanyak 12 juta dolar AS.
  • Bangladesh Bank sebanyak 81 juta dolar AS.
  • Tien Phong Bank Vietnam sebanyak 1 juta dolar AS.

The Wall Street Journal mengatakan jika Korea Utara adalah salah satu mesin peretas yang paling canggih dan berbahaya di dunia. Jadi, negara yang menganut paham komunis tersebut benar-benar harus diwaspadai aksi sibernya, karena pintarnya mereka membobol uang bank yang ada di dunia, sekaligus menghilangkan jejaknya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0