in

Pengenalan Wajah Untuk Digital Banking BRI

Pengenalan Wajah Untuk Digital Banking BRI

Teknologi perbankan kini semakin mengalami kemajuan. Salah satu contohnya adalah teknologi pengenalan wajah pada pendaftaran rekening dan mobile banking BRI terbaru. BRI sebagai bank dengan reputasi baik dan mempunyai banyak nasabah, telah menggunakan teknologi canggih yang satu ini.

Dengan menggunakan teknologi terbarukan berupa pengenalan wajah ini, nasabah jadi bisa membuka rekening baru dengan lebih mudah dan cepat. Selain itu, secara otomatis nasabah akan terdaftar dalam BRImo. Dengan begitu nasabah juga bisa mendapatkan akses penggunaan BRImo dalam satu menu transaksi.

Seperti yang telah dijelaskan sekilas di atas, pendaftaran BRImo kini bisa dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi login face recognition atau pengenalan wajah. Sebelum menggunakannya, kamu perlu tahu bagaimana kinerja teknologi yang satu ini.

Berikut di bawah ini beberapa poin penjelasannya, Sistem ini berjalan dengan cara mengambil gambar atau foto wajah nasabah dari bentuk 2D digital.

Selain itu, sistem ini juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan video untuk pengambilan wajah secara 3D;  Gambar atau foto 2D yang didapatkan, software akan menentukan sikap kepala, posisi, dan juga ukuran.

Namun gambar atau foto 2D diperlukan 35 derajat wajah menghadap kamera. Berbeda halnya dengan foto 3D, akan lebih mudah dijajarkan.

Software akan lebih mudah mengenali hingga 90 derajat; Proses selanjutnya, sistem akan melakukan pengukuran pada wajah terkait lekukan yang ada. Dalam hal ini, sistem menggunakan fungsi skala sub-milimeter.

Dari sini, software juga akan membuatkan template; Template yang dibuat oleh software pengenalan wajah akan diterjemahkan menjadi sebuah kode.

Kode ini sifatnya unik dan akan dijadikan sebagai representasi wajah tiap nasabah; Setelah proses representasi dalam bentuk kode, lantas sistem akan melakukan pencocokan dengan data foto yang ada pada basis data.

Ketika representasi dan foto dalam basis data sama-sama berformat 3D, maka pencocokan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Namun jika foto dalam basis data masih dalam bentuk 2D, maka representasi akan diubah dulu ke dalam bentuk 2D lantas dicocokkan dengan basis datanya.

Dalam hal ini ada beberapa titik acuan identifikasi yang akan digunakan oleh sistem. Beberapa titik tersebut adalah ujung hidung, mata bagian dalam, dan mata bagian luar.

Setelah identifikasi titik tersebut, barulah pengubahan foto 3D bisa diubah menjadi 2D; Dalam proses verifikasi, sistem akan mencocokkan atau membandingkan satu bagian atau satu titik dengan satu titik lainnya.

Sedangkan proses identifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan bagian keseluruhan dari wajah dalam bentuk foto, dengan data gambar yang ada di database.

Dua proses ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil kemiripan atau kecocokan yang valid; Agar keakuratan data deteksi wajah jadi lebih tinggi, sistem akan melakukan analisa wajah nasabah. Analisa ini akan dilakukan dengan mengandalkan keunikan tekstur kulit atau biasa disebut dengan biometric kulit.

Sejauh ini, analisa wajah masih belum bisa maksimal dilakukan karena adanya beberapa kendala. Diantara kendala yang terjadi adalah karena pencahayaan foto dan beberapa titik bagian wajah yang menutup wajah itu sendiri. Adapun foto dari kejauhan juga dapat menghalangi analisa.

Author Jesica Putri

Global Internet Marketing Network, Share internet marketing untuk perusahaan UMKM, Official Editor di Klik Mania dan Bisanego.com"

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0