Di awal bulan Februari lalu, pabrikan ponsel ternama asal China telah sepakat membentuk aliansi untuk melawan dominasi dari Play Store. Seperti yang dilansir dari Reuters, aliansi terdiri dari beberapa perusahaan besar China, di antaranya adalah Xiaomi, Huawei, Vivo, dan juga Oppo.
Keempat merek ponsel pintar terkemuka tersebut sepakat untuk membuat toko aplikasi untuk para developer atau pengembang. Keempat merek ponsel pintar tersebut sepakat bergabung ke dalam aliansi yang bernama Global Developer Service Alliance (GDSA).
GDSA nantinya akan menjadi tempat bagi para pengembang di luar China untuk memasarkan aplikasi mereka. Kabarnya, GDSA akan diluncurkan pada Maret 2020. GDSA juga akan menjangkau 9 negara seperti India, Indonesia, hingga Rusia.
Huawei Pilih Tinggalkan GDSA
Ketika kabar pembentukan GDSA dibocorkan untuk pertama kalinya oleh Reuters, Kate Williams selaku analis Sensor Tower mengatakan jika GDSA akan memudahkan perusahaan-perusahaan China untuk meraup untung.
Alasannya adalah perusahaan-perusahaan ponsel pintar asal China telah memiliki pangsa pasarnya masing-masing. Berdasarkan riset dari Sensor Tower, Xiaomi dominan di India, Vivo dan Oppo dominan di Asia Tenggara, dan Huawei dominan di Eropa. Melihat fakta yang demikian itu, Kate meyakini jika GDSA akan mampu menyaingi keberadaan Play Store.
Namun sayang, pembentukan GDSA yang baru naik ke permukaan di awal bulan Februari itu harus diterpa kabar yang tidak sedap. Kabar tidak sedap yang datang dari GDSA adalah salah satu anggota mereka memilih untuk keluar dari aliansi.
Anggota yang keluar dari aliansi adalah Huawei. Kepastian itu bisa dilihat sendiri melalui situs resmi GDSA yang sudah tidak lagi memajang logo Huawei. Saat ini, logo yang dipajang di situs GDSA hanya ada logo dari Xiaomi, Vivo, dan juga Oppo.
Baca juga: Tantang Play Store, Pabrikan Ponsel Asal China Buat Aliansi
Terkait masalah ini, pihak GDSA yang diwakili Xiaomi mengatakan jika Huawei memang sudah bukan anggota dari aliansi. Perusahaan ponsel pintar yang identik dengan warna oranye itu mengungkap jika GDSA dibuat hanya untuk memfasilitasi pengunggahan aplikasi para pengembang ke toko aplikasi milik Xiaomi, Oppo, dan juga Vivo secara bersamaan.
Belum diketahui secara pasti alasan Huawei keluar dari aliansi. Namun jika melihat apa yang dilakukan Huawei selama ini, besar kemungkinan perusahaan pimpinan Ren Zhengfei itu ingin fokus pada ekosistemnya sendiri mengingat mereka sudah memiliki App Gallery.