Guru juga bisa menjadi YouTuber, karena YouTube dibuat oleh Google bukan untuk kalangan tertentu saja, melainkan untuk semua kalangan.
Di Indonesia, mungkin masih sedikit atau bahkan tidak ada guru yang berani untuk membuat channel YouTube-nya sendiri.
Lantas, bagaimana dengan guru di luar negeri?
Guru di luar negeri jelas ada yang menjadi YouTuber. Bahkan, channel yang mereka bangun sudah memiliki subscribers yang begitu banyak.
Baca : Guru Go Blog : Kerja Sampingan Guru Menjadi Blogger Sukses Sebagai Publisher Adsense
Inilah Bukti Guru Juga Bisa Menjadi YouTuber
Hari Jum’at (5/10/2018) adalah Hari Guru Sedunia. Dan pada hari tersebut, Google selaku pemilik YouTube telah merilis 6 nama guru yang juga berprofesi sebagai YouTuber.
Siapa saja mereka?
Inilah mereka, ke-6 guru yang juga berprofesi sebagai YouTuber:
1. Elia Bombardelli – Italia
Elia Bombardelli adalah sosok pertama yang membuktikan, bahwa guru juga bisa menjadi YouTuber.
Elia adalah seorang guru matematika di Liceo Scientifico Galilei di Trento dan di Liceo Steam International di Rovereto.
Saluran YouTube Elia sebagian besar mencakup mata pelajaran matematika untuk tingkat sekolah menengah atas.
Meski begitu, kontennya tak hanya melulu matematika, karena Elia juga membuat eksperimen sains, di antaranya adalah membuat baterai koin hingga menjelajah bagaimana awan terbentuk.
Lihat:
2. Krunoklek – Thailand
Channel Krunoklek adalah channel besutan Jeerapat Sukanghong yang merupakan guru sekolah dasar dari provinsi Phetchabun, Thailand.
Sosok Jeerapat Sukanghong terinspirasi oleh mendiang Raja Rama IX yang sangat berkomitmen terhadap dunia pendidikan di Thailand, khususnya pendidikan di daerah terpencil.
Alhasil, melalui sosok inspirasinya tersebut, Jeerapat memberanikan diri untuk membuat channel YouTube yang isinya berupa pengajaran atau pembelajaran yang menyenangkan.
Jeerapat, terkadang menggabungkan beberapa pelajaran dengan musik, seperti PPAP, Tak Tun Tuang, dan Koisuru Fortune Cookie.
Lihat:
3. Rafael Procopio – Brasil
Rafael Procopio juga menjadikan mata pelajaran matematika sebagai konten utama pembahasan di YouTube-nya, karena Rafael adalah seorang profesor matematika lulusan Universitas Federal Rio de Janeiro.
Jika Elia Bombardelli mengajarkan matematika tingkat SMA, maka lain halnya dengan Rafael, di mana dia bisa mengajarkan seluruh pelajaran matematika.
Rafael menyebutkan, bahwa dirinya bisa mengajarkan matematika untuk tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi.
Intinya, apapun yang ditanyakan kepada Rafael, kemungkinan besar akan bisa ia jawab, mengingat dirinya adalah seorang profesor matematika.
Lihat:
4. Uwaga! Naukowy Bełkot – Polandia
Pemilik channel Uwaga! Naukowy Bełkot adalah Dawid yang merupakan mahasiswa PhD, sekaligus dosen kimia di Universitas Marie Curie-Skłodowska di Lublin.
Konten yang ada di channel Uwaga! Naukowy Bełkot lebih kepada pembahasan ilmiah, mengingat Dawid adalah seorang dosen kimia.
Meski konten utama Dawid berisi pembahasan ilmiah yang cukup berat bagi sebagian kalangan, nyatanya channel YouTube Dawid sudah memiliki 340 ribu lebih subscribers.
Harusnya, channel sekelas Uwaga! Naukowy Bełkot diberikan terjemahan ke bahasa lain. Namun sayang, Dawid ternyata tidak memberikan terjemahan bahasa lain di channel YouTube-nya tersebut.
Lihat:
Dua Lainnya
Selain ke-4 nama yang sudah disebutkan, masih ada dua nama lagi, yaitu Eddie Woo dari Australia dan Rachel’s English dari Amerika Serikat.
Sekarang, mari menengok jumlah subscribers ke-6 guru tersebut:
Nama | Subscribers | Pembuatan |
Elia Bombardelli | 181.637 | 30 Desember 2011 |
Krunoklek | 509.327 | 7 September 2014 |
Rafael Procopio | 1.350.234 | 25 Maret 2010 |
Uwaga! Naukowy Bełkot | 341.231 | 24 November 2014 |
Eddie Woo | 417.698 | 28 Maret 2012 |
Rachel’s English | 1.638.396 | 13 Agustus 2008 |
Melihat data di atas cukup fantastis bukan? Di mana seorang guru berhasil membuat channel YouTube dan memiliki ratusan ribu subscribers, bahkan beberapa di antaranya memiliki jutaan subscribers.
Kini, Anda yang berprofesi sebagai seorang guru bisa menentukan pilihan, apakah ingin membuat channel YouTube dan membuat konten yang bermanfaat untuk dunia pendidikan atau tidak.
Kesimpulan
Guru juga bisa menjadi YouTuber, sebagaimana guru bisa menjadi sosok yang disayangi murid atau sosok yang dibenci oleh murid.
Intinya, semua tergantung pilihan masing-masing. Namun, apabila Anda memang memiliki kecintaan terhadap dunia pendidikan dan mampu membuat konten yang bermanfaat, maka buatlah.
Baca: Channel YouTube Paling Aneh, Sekaligus Absurd Sepanjang Sejarah
Mari jadikan YouTube Indonesia menjadi YouTube yang berisikan konten-konten berpendidikan, karena jika melihat saat ini, YouTube Indonesia justru dipenuhi dengan konten-konten yang kurang mendidik.
Komentar
Loading…