in

Tantang Play Store, Pabrikan Ponsel Asal China Buat Aliansi

aliansi china

Google Play Store adalah layanan pengembang terlaris untuk saat ini karena hampir semua ponsel pintar memiliki Play Store di dalamnya. Google untuk saat ini memang menjadi magnet yang begitu luar biasa bagi para calon konsumen.

Jika di ponsel tidak terdapat Google Mobile Services (GMS), khususnya Play Store, maka ponsel pintar keluaran pabrikan apa pun tidak akan laku. Kalaupun laku, maka jumlahnya hanya sedikit saja sebagaimana yang terjadi pada Huawei di mana Seri Mate 30 hanya terjual di China saja.

Melihat dominasi Play Store yang begitu kuat, baru-baru ini beredar kabar jika pabrikan ponsel pintar asal China telah sepakat untuk membuat aliansi. Pembuatan aliansi sendiri bertujuan untuk mengalahkan dominasi Play Store.

Aliansi China Terdiri dari Beberapa Perusahaan Besar

Seperti yang dilansir dari Reuters, Senin (17/02/20), aliansi terdiri dari beberapa perusahaan besar China yang bergerak di sektor pembuatan ponsel. Beberapa perusahaan besar yang masuk ke dalam aliansi adalah Xiaomi, Huawei, Vivo, dan juga Oppo.

Keempat merek ponsel pintar terkemuka tersebut sepakat untuk membuat toko aplikasi untuk para developer atau pengembang. Keempat merek ponsel pintar tersebut sepakat bergabung ke dalam aliansi yang bernama Global Developer Service Alliance (GDSA).

GDSA nantinya akan menjadi tempat bagi para pengembang di luar China untuk memasarkan aplikasi mereka. Kabarnya, GDSA akan diluncurkan pada Maret 2020. Namun, rencana peluncuran itu bisa saja batal atau ditunda mengingat saat ini Corona sedang mewabah.

Sebagai rencana awal, nantinya GDSA akan menjangkau 9 negara seperti India, Indonesia, hingga Rusia. Namun uniknya, perusahaan-perusahaan yang dikabarkan bergabung ke dalam aliansi justru enggan berkomentar. Bahkan, pihak Xiaomi mengungkapkan jika Huawei tidak ikut serta.

Dalam salah satu pernyataannya, Juru Bicara Xiaomi mengatakan jika GDSA dibuat hanya untuk memfasilitasi pengunggahan aplikasi para pengembang ke toko aplikasi milik Xiaomi, Oppo, dan juga Vivo secara bersamaan. Pihak Xiaomi juga mengatakan jika GDSA dibuat tanpa ada niatan untuk menyaingi Play Store.

Meski saat ini masih malu-malu, pembentukan GDSA ini akan menguntungkan perusahaan-perusahaan yang ikut ke dalam aliansi. Kate Williams selaku analis Sensor Tower mengatakan jika bisnis toko aplikasi memang sangat menguntungkan.

Kate kemudian menerangkan, jika di tahun 2019 lalu, pihak Google berhasil meraup untung sebesar USD8,8 miliar dari Play Store. Perusahaan pimpinan Sundar Pichai itu diketahui menarik fee sebesar 30 persen dari para pengembang aplikasi.

Baca juga: Google Amankan Play Store dengan App Defense Alliance, Apa Itu?

Kate menambahkan, pembentukan aliansi akan memudahkan perusahaan-perusahaan China untuk meraup untung di daerahnya masing-masing. Berdasarkan hasil riset, Xiaomi dominan di India, Vivo dan Oppo dominan di Asia Tenggara, dan Huawei dominan di Eropa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0