Bukalapak adalah startup yang bergerak di bidang e-commerce. Bukalapak juga sudah mendapatkan status sebagai unicorn menyusul startup Indonesia lainnya yang sudah meraih status unicorn terlebih dahulu seperti Gojek dan Tokopedia.
Di tahun 2019 lalu, Bukalapak cukup membuat banyak kejutan bagi publik, salah satunya adalah kejutan di mana mereka melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Ketika kabar pemutusan hubungan kerja naik ke permukaan, sebagian orang bertanya-tanya, bahkan menduga jika Bukalapak diambang kebangkrutan.
Baca juga: Daftar Negara Paling Ramah Startup di Tahun 2019
PHK Adalah Sesuatu yang Lumrah
Ketika PHK yang dilakukan oleh Bukalapak tercium oleh publik, perusahaan yang didirikan Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid itu mengungkapkan jika PHK memang harus dilakukan agar perusahaan bisa meraih profit dalam waktu dekat.
Ketika mendengar kabar PHK Bukalapak, Rudiantara yang saat itu masih menjabat sebagai Menkominfo menyampaikan pernyataannya jika PHK yang dilakukan Bukalapak adalah sesuatu yang wajar mengingat PHK hanya menimpa 100 pekerja dari total 2.600 pekerja.
“Saya dikasih tahu ada 100 dari 2.600 pekerja, kecil itu kalau melihat dinamika bisnis startup yang perubahannya sangat cepat, menurut saya ini hal yang wajar,” ungkap Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.
Baca juga: Sudah Menjadi Besar, Startup Ini Masih Terus Bakar Duit
OYO Ikuti Jejak Bukalapak
Aksi pemecatan untuk mendapatkan keuntungan tidak hanya dilakukan oleh Bukapalak, karena startup luar negeri asal India yang bernama OYO juga melakukannya. OYO adalah startup yang bergerak di bidang properti.
Dilansir dari Economic Times, OYO telah mem-PHK 2.400 karyawannya atau sekitar 20 persen dari total karyawan di India selama sepekan ini. Para karyawan yang dilengserkan adalah karyawan yang menempati posisi manajemen menengah, pengembangan bisnis, penjualan dan peran operasi, serta divisi teknologi.
PHK OYO sendiri tidak terjadi di India saja, melainkan di negara lain seperti China. Di China, OYO telah memecat 5 persen dari 12 ribu pegawainya. Bisnis OYO memang cukup menggeliat karena sudah tersebar di 800 kota di 80 negara seperti China, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Malaysia, dan Indonesia.
Baca juga: Bukan Hanya Bukalapak, Startup Unicorn Ini Juga PHK Karyawannya
OYO dan Bukalapak adalah salah satu cerminan dari cepatnya dinamika bisnis startup. Jika dulu startup lebih fokus pada pendanaan, untuk saat ini startup justru dituntut untuk meraih keuntungan karena para investor juga tidak ingin terus-terusan membakar uangnya untuk keberlangsungan bisnis startup yang mereka modali.
Komentar
Loading…