in ,

Transformasi Kereta Api, Dulu dan Kini

Transformasi Kereta Api

Tranformasi kereta api dulu dan kini. Kereta api merupakan salah satu moda transportasi rakyat yang paling digemari. Selain terhindar dari kemacetan lalu lintas dan cepat sampai ke tujuan, harga tiketnya pun sangat terjangkau.

Tapi tahukan Anda bahwa dahulu era tahun 80-90-an kereta api di Indonesia identik dengan alat transportasi yang pelayanan dan fasilitasnya dapat dikatakan ‘ala kadar’ dan ‘mengenaskan’.

Bagaimana tidak, saat itu kondisi gerbong kereta api jauh dari kata bersih, bahkan kotor dan kumuh. Toilet bau dan tak terawat.

Pedagang asongan bebas keluar masuk menjajakan barang dagangan mereka di dalam gerbong kereta api sepanjang perjalanan.

Setiap kereta api berhenti di stasiun jumlah pedagang asongan baru makin bertambah. Akibatnya tak hanya satu atau dua, puluhan pedangan asongan melenggang berdesakan dengan padatnya penumpang.

Bukan hanya pedagang asongan, pengamen, anak jalanan, dan bahkan penumpang tak jarang membawa ternak piaraan ke dalam gerbong.

Pokoknya gerbong kereta api saat itu sangat jauh dari kata bersih dan nyaman.

Suasana dalam gerbong kereta api dulu. Foto : phinemo.com

Sementara itu, soal tiket penumpang juga tak kalah semrawutnya. Pada hari keberangkatan, penumpang yang akan naik kereta api harus menyediakan waktu untuk antri berdesak-desakan untuk mendapatkan tiket yang diinginkan.

Calo tiketpun banyak berkeliaran di sekitar stasiun. Para calo biasanya menjual tiket dengan harga lebih tinggi pada calon penumpang yang tidak dapat mengantri.

Penumpang kereta api masa itupun rawan kecelakaan. Penumpang gelap bermunculan sebagai akibat dari pembelian tiket yang sering tidak terlayani dan merajalelanya praktik percaloan.

Akibatnya penumpang kereta api harus rela duduk di atap gerbong atau bergelantungan di jendela. Hal ini sangat berbahaya bagi penumpang.

Surat kabar sering memuat berita tentang insiden penumpang kereta api yang tertabrak langit-langit jembatan saat kereta api melintas di terowongan jembatan.

Pendeknya, kereta api saat itu tak ubahnya pasar rakyat yang berpindah ke gerbong.

Di sisi lain, soal lokomotif juga masih menggunakan lokomotif uap. Tak ayal, saat klakson kereta dinyalakan, maka segera keluar kepulan asap hitam pekat di bagian lokomotif kereta.

Gaji Pegawai Rendah dan Perusahaan yang Merugi

Kereta api sebagai angkutan massal dikelola oleh perusahaan milik negara yaitu PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Kala itu di dalam internal perusahaan sendiri, gaji karyawan PT. Kereta Api termasuk rendah.

Gaji pokok seorang Kepala Daerah Operasi (Ka Daop) tidak lebih dari Rp 4 juta per bulan.

Yang tak kalah mengejutkan adalah PT. KAI merupakan perusahaan ‘plat merah’ yang selalu merugi setiap tahunnya.

Sebagai contoh, mengutip kompas.com, tercatat pada tahun 2008 perusahaan tersebut merugi hingga Rp 83,4 milyar.

Pembenahan Pegawai

Latar belakang permasalahan pelayanan yang buruk menjadi agenda utama dan pilar dasar ‘revolusi’ PT.

Kereta Api di bawah kepemimpinan Ignatius Jonan. Jonan merombak sistem manajemen PT. KAI mulai dari SDM hingga strategi pemasarannya.

Jonan mengubah etos kerja dan kultur perusahaan, budaya kerja berbasis inovasi dan kinerja.  Perombakan PT. KAI dimulai pada tahun 2009 sejak Ia ditetapkan sebagai Direktur Utama.

Ignasius Jonan Dirut KAI Tahun 2009. Foto : twitter Ignasius Jonan.

Untuk melakukan transformasi kereta api, hal pertama kali yang disentuh oleh Jonan adalah masalah remunerasi pegawai.

PT KAI memperkenalkan sistem meritokrasi, yaitu sistem yang menerapkan persaingan kinerja pegawai berbasis prestasi sehingga tak ada lagi sistem ‘urut kacang’ atau persaingan antarkelompok untuk meraih posisi.

Bekerja profesional menjadi landasan kinerja pegawai PT KAI. Setelah meritokrasi, kompensasi pegawai juga dinaikkan secara bertahap.

Masih mengutip kompas.com, dalam tiga tahun terakhir (2009-2011) ada beberapa jabatan yang gajinya dinaikkan secara berlipat.

Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa tidak mungkin pekerja yang melayani publik mendapat imbalan gaji kecil.

Perbaikan Pelayanan

Setelah pembenahan pegawai, untuk mewujudkan transformasi kereta api dilanjutkan dengan perombakan pada sistem pelayanan penumpang yang menjadi core business-nya.

Hal yang pertama kali dilakukan adalah menerapkan sistem boarding dan kebijakan satu nama-satu tiket.

Sistem tersebut berdampak pada penumpang kereta api jarak jauh dan jarak sedang akan tetap mendapatkan tempat duduk.

Penumpang kereta api tidak ada lagi yang berdiri di dalam gerbong, tidak ada lagi yang ‘nangkring’ di atas gerbong, maupun bergelantungan di jendela. Semua penumpang harus berada di tempat duduk dalam gerbong.

Sementara itu, untuk meminimalkan praktik percaloan, nama yang tertera di tiket harus sesuai dengan nama yang terdapat di kartu identitas calon penumpang.

Imbas dari penerapan sistem boarding tak sekadar membuat stasiun lebih bersih tapi juga mengamankan pendapatan PT. KAI.

Lebih jauh lagi dan yang terpenting adalah penerapan sistem boarding mampu mengedukasi masyarakat.

Bukan tanpa hambatan untuk menerapkan sistem boarding. Awalnya pegawai PT. KAI mengeluhkan sulitnya memberlakukan aturan penumpang untuk antre.

Namun lambat laun, justru penumpang sendiri yang mengakui jika antre membuat mereka lebih nyaman.

Larangan merokok dalam gerbong

Demikian juga dengan larangan merokok dalam gerbong. Sebelumnya pegawai PT KAI harus mengancam menurunkan penumpang yang merokok.

Pasca-diterapkannya larangan merokok pada Maret 2012, sesama penumpang saling mengingatkan penumpang lain yang merokok di atas kereta.

Tiket kereta api online

Transformasi Kereta Api

Pembelian tiket juga yang awalnya harus antri berdesak-desakan, dirombak dengan sistem online melalui situs resmi kereta api.

Tidak hanya melalui situs resmi kereta api, tiket juga dengan mudah dapat dibeli toko retail nasional dan aplikasi penjualan tiket.

Pembelian tiket di toko retail nasional bahkan dapat dibooking 90 hari sebelum keberangkatan. Drive thru juga tersedia di stasiun tertentu, seperti Stasiun Gambir Jakarta.

Perombakan pelayanan juga menyentuh ke dalam gerbong kereta api.

Penyediaan makanan dan minuman penumpang dilayani melalui restorasi yang dikelola oleh anak perusahaan PT. KAI sendiri yang menyajikan menu-menu makanan yang baik dan enak.

Restoran dalam kereta api ini tentu saja menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan.

Kemudian mengembangkan call center 121. Nomor itu selain melayani penjualan tiket juga menerima komplain.

Selain itu, customer service juga diterapkan di stasiun-stasiun besar dan di dalam kereta (customer service on station dan on train).

Ekspansi Bisnis

Selain pembenahan pegawai dan perbaikan pelayanan, PT. KAI juga melakukan ekspansi bisnis.

Melansir tribunnews 2016, ekspansi bisnis tersebut antara lain dengan melayani KA Bandara Soekarno-Hatta, KA Bandara Minangkabau, LRT (Light Rapid Transit) di Palembang untuk memfasilitasi ASEAN Games, LRT Jakarta, Trans Sulawesi yang kini tahap pembangunan.

Ditambah layanan lain seperti KA Bandara Adi Sumarmo, KA Bandara Kulon Progo, dan interkoneksi jalur Sumatera.

Kereta api barang

Ekspansi bisnis PT. KAI juga merambah ke angkutan barang dengan kereta api melalui anak perusahaannya, yakni PT Kereta Api Logistik (Kalog).

PT Kalog melayani distribusi logistik berbasis kereta api dengan kemasan bisnis door to door service. Saat ini layanan logistik terpadu PT Kalog telah menjangkau Pulau Jawa dan Sumatera.

Lini bisnis PT Kalog saat ini mencakup angkutan kontainer, pengelolaan area, angkutan semen, angkutan kurir, angkutan air galon, angkutan pasir, angkutan tepung terigu, loading-unloading batubara.

Kerjasama dengan swasta

PT Kalog juga melakukan sejumlah kerja sama (joint operation) dengan pihak ketiga, di antaranya yaitu joint operation pengelolaan area di Jakarta Gudang, Surabaya Pasar Turi, Benteng Miring, Sungai Lagoa, Kalimas, dan Waru.

Pada lini bisnis container, PT Kalog melayani angkutan Pertamina Lubricant; Layanan angkutan JICT (Jakarta International Container Yard) – CDP (Cikarang Dry Port) ;

Ekspansi dengan menghubungkan angkutan barang baik dari Jakarta dan Surabaya ke Semarang yang juga merupakan layanan transportasi barang berbasis kereta api dan satu-satunya dengan kapasitas 20 TEUS/setiap hari dengan jadwal perjalanan tiga kali seminggu.

Kereta api kontainer. Foto : kalogistics.co.id

Di bisnis non kontainer, PT Kalog melakukan kerjasama dengan produsen baru untuk angkutan semen kapasitas 800 ton/2 hari sekali, relasi Kretek–Klari yang telah dijalankan mulai akhir tahun 2015.

Selain itu, PT Kalog juga melakukan peningkatan okupansi semen Baturaja dengan relasi Tiga Gajah–Kertapati menjadi  800 ton/setiap hari dari semula 280 ton/2 hari.

Joint operation

PT Kalog juga tengah mengkaji dan mempersiapkan beberapa rencana kerjasama, di antaranya kerjasama dengan swasta untuk joint operation pengelolaan area dan angkutan KA Kontainer relasi Gresik – Jakarta stamformasi 30 GD (Gerbong Datar) setiap 2 hari sekali.

Sinergi dengan pihak swasta terkait pengoperasian KA Kontainer relasi Sei Mangke – Belawan; dan Kerjasama dengan penyedia jasa kurir ternama untuk memperluas jangkauan layanan KALOG Express.

Dengan kerjasama tersebut, KALOG Express akan melayani hingga seluruh Indonesia yang sebelumnya hanya Pulau Jawa.

Di bisnis kurir,  PT Kalog melakukan beberapa pengembangan di antaranya menetapkan rencana pengoperasian KA ONS lintas selatan dalam waktu dekat.

Peningkatan kapasitas angkut di antaranya penambahan satu gerbong pada KA ONS Lintas Utara dan peningkatan kapasitas gerbong barang dari 5 ton menjadi 10 ton pada KA Senja Utama Solo.

KAI juga menggenjot inovasi di berbagai anak usahanya. seperti KA Pariwisata yang tengah mengembangkan one stop services tourism.

Selain itu, berdirinya motel di stasiun-stasiun di mana pengunjung bisa menginap hanya 3 atau 6 jam, Guest House di Stasiun Gambir  dan Medan.

Inovasi lainnya di PT Reska Multi Usaha (RMU) yang didirikan pada 2003 untuk mengelola restoran KA, perparkiran, retail, Loko Cafe, Loko Kiosk, dan katering.

Saat ini RMU tengah menyurvei, makanan-makanan khas lokal apa saja di stasiun besar yang dapat disajikan untuk konsumen dan menjadi andalan.

Kereta Api Kini

Pembenahan dan ekspansi bisnis yang dilakukan  PT. KAI membawa dampak yang mencengangkan. Transformasi kereta api dari sisi pelayanan mengalami perubahan yang sangat drastis.

Penumpang kereta api jaman sekarang bisa duduk nyaman dalam ruangan ber-AC tanpa harus berdesak-desakan dengan pedagang asongan.

Tak ada lagi penumpang yang bergelantungan di jendela atau ‘nangkring’ di atas gerbong yang membahayakan keselamatan mereka.

Pramugari cantik dan pramugara gagah juga siap melayani kebutuhan penumpang dalam kereta, mulai dari makanan, minuman, selimut hingga bantal.

Suasana dalam gerbong kereta api sekarang. Foto : tribunstyle

BacaKereta Sleeper Jadikan Perjalanan Mudik dan Kembali Menjadi Sangat Nyaman

Pembelian tiket saat ini juga mudah, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Ini karena tiket kereta api dapat dipesan secara online melalui aplikasi atau biro partner PT. KAI seperti gerai-gerai retail nasional, minimarket, dan lain-lain.

Bahkan kini tiket dapat dipesan H-3 jam sebelum keberangkatan lewat KAI Access. Beli tiket makin mudah dan bebas dari calo.

Saat ini kereta api tak lagi menggunakan lokomotif uap. Namun sebagian besar sudah berganti ke lokomotif mesin diesel dan sebagian kecil mesin listrik. Lokomotif uap saat ini hanya dioperasikan sebagai wisata sekaligus edukasi.

Pegawai PT. KAI juga sekarang juga cukup makmur setelah remunerasi pegawai diperbaiki dan penerapan sistem meritokrasi.

Bahkan pada level Kepala Daerah Operasi (Kadaop) dibekali dengan corporate credit card, di mana kartu ini biasanya hanya diberikan pada tataran direksi saja.

Pegawai PT. KAI tak lagi gagap teknologi tapi kini sudah sagat familiar dengan peralatan dan aplikasi berbasis teknologi informasi.

Untuk peningkatan sumber daya manusia, PT. KAI juga mengirim pegawainya studi banding ke China secara berkala dengan tujuan untuk membuka mindset bahwa negara yang dulu tertinggal, sekarang maju pesat.

PT. KAI dari Merugi Beralih Meraup Untung

Berbagai pembenahan yang dilakukan PT. KAI menuai hasil yang signifikan, dari perusahaan yang selalu merugi beralih menjadi perusahaan yang meraup keuntungan berkali-kali lipat.

Melansir dari swa.co.id, November 2012, tahun 2014 tercatat pendapatan PT. KAI mencapai Rp10 triliun, 2015 Rp13 triliun, dan di 2016 mencapai Rp14 triliun dengan keuntungan mencapai Rp 1 triliun.

PT. KAI juga menjadi satu-satunya moda kereta api yang menuai pujian dalam acara penutupan Pos Koordinasi Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2012, Selasa (28/8/2012).

Bahkan Menteri Perhubungan sempat melontarkan niatnya menerapkan sistem boarding sebagaimana telah dilakukan oleh kereta api, di terminal bus dan pelabuhan.

Selain itu, pada sebuah survei tentang Top 10 perusahaan paling diminati lulusan baru, PT. KAI masuk dalam 10 besar.

Sumber artikel : dihimpun dari berbagai sumber

Author Untari

Konsultan Program KOTAKU # Training Specialist # Freelance Writer

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0