YouTube Akan Kurangi Kualitas Video di Seluruh Dunia

Thierry Breton selaku kepala industri Uni Eropa telah meminta penyedia layanan streaming untuk menurunkan kualitas videonya agar lalu lintas internet di kawasan Eropa tidak terbebani dan tetap berjalan lancar mengingat penggunaan internet yang saat ini melonjak drastis akibat pandemi Corona.

Netflix dan YouTube telah menyambut permintaan Breton dengan positif. Keduanya sudah setuju untuk sementara waktu ini menurunkan kualitas video di platformnya agar lalu lintas internet di kawasan benua biru tidak mengalami gangguan.

YouTube Akan Rambah Seluruh Dunia

Keputusan untuk mengurangi kualitas video tidak hanya diberlakukan oleh YouTube untuk kawasan Eropa saja, karena mereka juga akan memberlakukannya untuk setiap negara atau yang lebih tepatnya kebijakan YouTube itu akan diterapkan ke seluruh dunia mulai bulan April mendatang.

Dilansir dari The Verge, (25/3/2020), keputusan pihak YouTube untuk memperluas kebijakannya ini berselang satu minggu setelah mereka memutuskan untuk mengurangi kualitas video yang ada di daratan Eropa.

Terkait kebijakan penurunan kualitas video ini, nantinya pihak YouTube akan menjadikan 480p sebagai setelan default. Meskipun begitu, nantinya para pengguna akan tetap bisa menikmati kualitas HD, namun mereka harus melakukannya secara manual.

“Kami terus bekerja sama dengan pemerintah dan operator jaringan di seluruh dunia untuk melakukan bagian kami untuk meminimalkan tekanan pada sistem selama situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ucap pihak perusahaan dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg .

Untuk urusan penurunan kualitas video ini tidak hanya dilakukan oleh Netflix dan juga YouTube karena pihak Facebook pun juga akan mengurangi kualitas video di platform Facebook itu sendiri dan juga platform WhatsApp.

“Untuk membantu mengurangi potensi kemacetan jaringan, kami sementara waktu akan mengurangi laju bit untuk video di Facebook dan Instagram di Eropa. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra kami untuk mengelola kendala bandwidth selama periode permintaan yang tinggi ini, sambil juga memastikan orang-orang dapat untuk tetap terhubung menggunakan aplikasi dan layanan Facebook selama pandemi COVID-19,” ucap pihak Facebook.