in

Fakta Film G 30 S PKI yang Tidak Banyak Diketahui Publik

Fakta sebenarnya Film G 30 S PKI

Film G 30 S PKI. Siapa yang tidak mengenal Film G 30 PKI ? Seluruh masyarakat Indonesia pasti mengenalnya, apalagi generasi tahun 80 an.

Film legendaris yang mengisahkan penumpasan pemberontakan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1965 itu merupakan film yang wajib ditonton setiap tanggal 30 September di era tahun 1980-an.

Pemberlakuan wajib menonton berlaku bagi sekolah, instansi pemerintah dan swasta serta masyarakat umum.

Bahkan imbauan menayangkan Film G 30 S PKI digaungkan kembali pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo di tahun 2017 yang baru saja berlalu.

Aksi nobar (nonton bareng) dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Lembaga pemerintah, swasta, sekolah, dan masyarakat luas.

Bahkan Presiden Joko Widodo ikut nobar bersama masyarakat di Makorem 061/Suryakancana Bogor Jawa Barat pada Jumat malam, 29 September 2017.

Fakta Menarik di Balik Film G 30 PKI

Di balik legenda Film G 30 S PKI, tahukah Anda bahwa ada beberapa fakta menarik yang tidak banyak diketahui publik di balik pembuatan film kolosal tersebut.

Berikut ini faktanya :

1. Minim ide kreatif sutradara

Film G 30 S PKI
Arifin C. Noer, sutradara Film G 30 S PKI. Foto : Tempo

Film G 30 S PKI, Arifin C. Noer, disebut-sebut sangat minim ide kreatif dalam pembuatan film. Dengan segala ‘maksud dan tujuannya’ film ini benar-benar karya produsernya.

Gufron Dwipayana, seorang Brigadir Jenderal yang kala itu menjabat sebagai Kepala Pusat Produksi Film Negara (PPFN) sekaligus anggota staf kepresidenan.

Namun istri Sang Sutradara, Jajang C. Noer, menolak dengan keras anggapan tersebut dan menyatakan bahwa Arifin C. Noer tetap memegang teguh independensinya dalam pembuatan film ini.

Bahkan beliau juga mempelajari dokumen yang ditulis oleh Cornell Paper yang kontroversial yang menyebutkan bahwa kudeta itu sepenuhnya merupakan urusan intern Angkatan Darat (AD)

2. Pemeran film sebanyak 100 peran kecil dan 10.000 peran  tambahan

Film G 30 S PKI
Umar Kayam, pemeran tokoh Soekarno. Foto : chirpstory.com

Film G 30 S PKI merupakan film kolosal yang melibatkan banyak pemeran. Berjumlah sekitar 100 pemeran kecil dan lebih dari 10.000 peran tambahan, saat casting (pencarian pemeran) cukup sulit dilakukan.

Arifin C. Noer mencoba untuk menempatkan orang-orang yang dianggap mirip dengan tokoh yang ada dalam film walaupun sebagian berasal dari latar belakang non-film atau teater.

Contoh, pemeran Soekarno akhirnya jatuh pada Umar Kayam, seorang dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Saking sulitnya menempatkan peran, bahkan Rano Karno sempat ditolak oleh Noer untuk memerankan Pierre Tendean karena Pierre Tendean tidak mempunyai tahi lalat di wajahnya.

3. Pemeran utama film G 30 S PKI menginterpretasi sendiri karakter yang diperankannya

Efek dari ditempatkannya sebagian orang-orang non-film/teater sebagai tokoh utama, sebagian besar pemeran utama mempunyai inisiatif sendiri untuk menginterpretasikan karakter tokoh yang diperankannya.

Sebagai contoh Umar Kayam yang berperan sebagai Soekarno, ia melakonkan karakter Soekarno berdasarkan pada testimoni seorang staf kepresidenan di Istana Bogor.

Karena tidak mempunyai waktu untuk meriset perilaku Soekarno saat pidato maupun dari buku-buku, bahkan Syuba Asa, pemeran DN Aidit, merasa kurang menguasai penampilannya sendiri.

4. Biaya produksi film sebesar 800 juta rupiah dan dibiayai oleh Pemerintah Orde Baru (Orba)

Proses produksi Film G 30 S PKI memakan waktu hampir dua tahun lamanya dan menelan biaya cukup fantastis untuk ukuran saat itu, yaitu sebesar 800 juta rupiah.

Dana tersebut berasal dari Pemerintah Orde Baru yang saat itu sedang berkuasa. Dana sebesar itu kira-kira setara dengan US $ 1.000.000 pada Bulan Maret tahun 1984.

5. Film domestik pertama yang dirilis secara komersial

Film G 30 S PKI dirilis secara resmi pada tahun 1984. Film ini merupakan film domestik pertama yang menggambarkan peristiwa 1965 yang dirilis secara komersial.

Ditonton oleh sekitar 699.282 orang di Jakarta akhir tahun 1984, film ini diklaim sebagai film dengan rekor penonton yang tak terpecahkan selama lebih dari satu dekade.

Film G 30 S PKI sekaligus film Indonesia yang paling-disiarkan dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa, terlepas kontroversi adanya intervensi dari pemerintah saat itu untuk wajib menonton.

Baca juga5 Inovasi Teknologi Canggih yang Terinspirasi dari Film Sains

6. Skenario terbaik dan film unggulan terlaris periode 1984 – 1985

Film yang juga dibintangi oleh Almh. Sofia WD, Amoroso Katamsi dan Ade Irawan ini merupakan film pemenang Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1984 di Yogyakarta untuk kategori skenario terbaik.

Sedangkan pada  FFI  1985 di Bandung, Film G 30 S PKI meraih Piala Antemas (Penghargaan Khusus) sebagai Film Unggulan Terlaris periode 1984-1985.

7. ‘Status’ sebagai film yang wajib ditonton dihentikan

Nonton Film G 30 S PKI
Nonton bareng Film G 30 S PKI

Empat bulan pasca kejatuhan rezim Orde Baru, tepatnya September 1998, film yang disinyalir sebagai alat propaganda pemerintahan Orde Baru dihentikan ‘statusnya’ sebagai film yang wajib ditonton setiap tanggal 30 September.

Kebijakan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Penerangan saat itu, Yunus Yosfiah, dengan alasan film ini dianggap memanipulasi sejarah dan mengkultuskan Soeharto. (oen).

Sumber :

– Wikipedia, Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI dan dilengkapi dari berbagai sumber.

Author Untari

Konsultan Program KOTAKU # Training Specialist # Freelance Writer

Komentar

Tulis Komentar
  1. Terimakasih sangat bermanfaat, saya jadi tahu lebih rinci tentang film G 30 S PKI ini 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0