in ,

Perusahaan Induk TikTok Akan Memproduksi Smartphone Sendiri

ByteDance smartphone

Mengenal ByteDance, Perusahaan Induk TikTok –  Siapa yang tidak mengenal TikTok? Aplikasi video sosial ini dengan sangat cepat menarik perhatian berbagai kalangan beberapa tahun terakhir.

TikTok telah diunduh lebih dari 45 juta kali baik di AppStore maupun iOS. dan juga menempati peringkat ke 7 dalam daftar aplikasi terbanyak diunduh di dunia. Meskipun aplikasi ini sempat diblokir di Indonesia, namun kini TikTok sudah dapat dijalankan kembali.

TikTok adalah salah satu media sosial yang merupakan ciptaan Startup di Beijing yaitu ByteDance. Setelah diluncurkannya TikTok dan diminati banyak orang, ByteDance mendapat keunggulan dan menjadi salah satu Startup paling berharga oleh investor besar dunia.

Dilansir dalam CNN Business, TikTok telah digunakan oleh lebih dari setengah miliyar manusia di bumi dalam dua tahun terakhir. Pengguna TikTok ini sebanyak 40% merupakan pengguna yang berasal dari luar China.

Sebagian besar video yang dibuat adalah video singkat lip-Sync, menari dan melakukan hal-hal yang lucu.

Dilaporkan dalam Softbank, investasi ByteDance mencapai 75 miliyar dolar pada tahun 2018. Jauh lebih tinggi dari tahun 2017, yaitu sebesar 20 miliyar dolar. Hal inilah yang membuat ByteDance menjadi  Startup paling berharga selain Uber.

Pendiri sekaligus CEO dari ByteDance adalah Zhang Yiming, yang juga merupakan salah satu mantan karyawan Microsoft. Orang-orang di sekeliling Zhang Yiming mengakui bahwa ia adalah seorang pekerja dan pemikir keras mengenai teknologi.

Ia sering menghabiskan waktunya untuk menulis barisan code. Nama perusahaan ByteDance sendiri ia adopsi dari barisan code 0 dan 1 binner yang menari-nari dan membentuk byte.

Dengan ambisi besarnya menuju pasar global, tahun 2015 lalu ByteDance untuk pertama kalinya mengenalkan aplikasinya secara internasional. Pada tahun pertama go internasional ini, ByteDance mengenalkan TopBuzz yang merupakan aplikasi berita berbahasa inggris.

Tahun 2017 membeli Startup Flipgram di Los Angeles. Kemudian meluncurkan TikTok dan juga membayar sebesar 800 juta dolar untuk Musical.ly. Semua ini dilakukan oleh ByteDance dalam kurun waktu 10 bulan.

Flipgram kini dikenal dengan Vigo dan Musical.ly berpindah ke TikTok. Langkah-langkah yang dilakukan ByteDance ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penggunanya yang tersebar di Asia, Eropa, dan Amerika.

Munculnya ByteDance Menjadi Ancaman Bagi Raksasa Tencent

Kita ketahui saat ini ByteDance merupakan pencipta aplikasi TikTok, perusahaan Startup dengan nilai valuasi tertinggi. Namun mungkin ada satu hal yang kita lewatkan, yaitu ancaman yang muncul terhadap perusaan teknologi raksasa Tencent.

Tak hanya beerfokus pada pembuatan aplikasi berbasis sosial dan hiburan, ByteDance juga merambah ke pembuatan aplikasi berbasis edukasi. Yang diantaranya ada aplikasi Gogokid dan juga Haohao Xuexi.

Selain itu meskipun belum pasti, terdapat juga kabar bahwa ByteDance sedang melangkah ke dunia gaming dengan diam-diam menjalankan distribusi game. Jika ByteDance benar-benar melangkah ke dunia gaming, maka akan bersaing menghadapi raksasa teknologi Tencent.

Dilansir dalam Techinasia, sebagian besar yang dibangun oleh perusahaan ByteDance merupakan upaya serangan terhadap Tencent. Baik dalam menjadi sorotan media maupun dari segi pendapatan.

Ke Yan selaku Co-Head Researcher dari Aequitas Research menganggap ByteDance telah melakukan sepak terjang yang sangat baik. ByteDance mampu membaca peluang saat aktivitas sebagian besar manusia di muka bumi beralih ke kegiatan online.

“Bukti ancaman bagi Tencent terlihat dari ketegangan yang muncul antara keduanya, yaitu ByteDance dan Tencent. Hal ini adalah mengenai sengketa hukum tahun lalu dan juga upaya Tencent dalam membatasi distribusi TikTok pada WeChat.” Terang Ke Yan.

Pada faktanya, memang WeChat garapan Tencent ini telah melarang tautan dari ByteDance di berbagai aplikasinya. Hal ini dilakukan Tencent sebagai upaca penjagaan agar pengguna aplikasi Tencent tidak menggunakan aplikasi buatan perusahaan saingannya.

Meskipun ByteDance memiliki kelemahan pada pendapatan yang lebih sedikit dibandingan dengan Tencent, namun kemajuan dalam bidang pendidikan tidaklah terelakkan.

Meskipun masyarakat sedang dalam kondisi ekonomi yang cukup buruk pun, tidak menyebabkan kerugian pada perusahaan tersebut.

ByteDance Berencana Menciptakan Smartphone Sendiri

Melihat potensi keuntungan besar yang bisa didapatkan dalam bidang telekomunikasi, ByteDance tertarik untuk merilis smartphone ciptaan sendiri.

CEO ByteDance, Zhang Yiming telah lama bermimpi untuk menciptakan smarphone sendiri. Di dalam smartphone-nya, ia berharap dapat melengkapi dengan aplikasi-aplikasi milik ByteDance sendiri.

Beberapa aplikasi yang kita kenal ciptaan ByteDance diantaranya adalah TikTok, agregator berita Jinri Toutiao, dan layanan streaming music yang belum dirilis.

ByteDance bekerja sama dengan produsen smartphone bernama Smartisan beberapa waktu yang lalu. Dalam kesepakatan kedua perusahaan ini, telah diberikan portofolio paten. ByteDance bahkan akan mempekerjakan beberapa karyawan dari Smartisan untuk permulaannya.

Dalam pertemuan dua perusahaan tersebut, ByteDance mengklaim tujuan kerja sama yang dilakukannya adalah untuk menjalin dan mengeksplorasi pendidikan bisnis.

Namun setelah beredar rumor, tujuan kerja sama tersebut semakin jelas diketahui. Tujuan ByteDance membuat smartphone ini adalah untuk menjaring lebih banyak pengguna aplikasi miliknya.

Perlu kita ketahui bahwa sebelum ini, beberapa perusahaan besar juga telah melakukan produksi smartphone. Tetapi beberapa perusahaan tersebut seperti Facebook dan Amazon tidak mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.

Hal ini tentu dapat menjadi pedoman dan bahan pembelajaran bagi ByteDance sebelum meluncurkan smartphone ciptaannya sendiri.

Laporan FT terhadap prospek produksi smartphone sangat skeptis karena beberapa perusahaan tidak memenuhi standar penjualan. Sehingga beberapa perusahaan menghentikan produksi smartphone mereka.

Selain itu ada pula beberapa hambatan dan tantangan global lain yang dihadapi oleh perusahaan induk TikTok ini. Di india TikTok telah populer, hanya saja pemerintah India melarang untuk mempromosikan degradasi budaya.

Pertempuran pemerintah Amerika Serikat dengan telekomunikasi China pun menjadi hambatan dalam pengembangannya. Perang dagang antara kedua negara ini menjadi penghalang terwujudnya impian Zheng Ziming. Pasalnya ByteDance harus mendapatkan daya tarik di pasar telepon Amerika.

Namun hingga saat ini belum dijelaskan model smartphone yang akan diluncurkan oleh perusahaan milik Zhang Yiming ini.  Begitu pula dengan spesifikasi dan kelebihan-kelebihannya belum dibocorkan.

Tentunya dengan mengingat TikTok yang telah populer di berbagai kalangan dan mendunia, tidak akan mengagetkan bila ByteDance memiliki inisiatif baru untuk menciptakan smartphone. Jadi, kita nantikan saja kabar terbaru dari ByteDance.

Author ArifaNida

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah." -Pramoedya Ananta Toer-
Email: [email protected]
IG: @arifa_nida

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0