in

Bahaya, ISIS Gunakan TikTok untuk Rekrut Anggota

isis tiktok
DAILY MAIL

Media sosial terpopuler di dunia, TikTok, baru-baru ini telah menghapus konten yang berbau radikalisme setelah ISIS diketahui telah memanfaatkan platform yang mereka miliki untuk menyebarkan propagandanya.

Keterlibatan ISIS dalam penggunaan aplikasi TikTok sendiri pertama kali ditemukan oleh Wall Street Journal. Di dalam laporannya, Wall Street Journal mengungkapkan jika ISIS memposting video yang memperlihatkan mayat, orang-orang yang menyanyikan lagu-lagu ISIS, dan juga para wanita yang mendukung jihad.

ISIS Gunakan TikTok untuk Rekrut Anak Muda

Elisabeth Kendall, seorang peneliti dari Universitas Oxford mengatakan jika tujuan ISIS mengunggah video-videonya ke aplikasi TikTok adalah untuk membangkitkan antusiasme dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang bersimpati dengan organisasi tersebut.

ISIS juga menyasar para pengguna muda mengingat 30 persen pengguna TikTok masih berusia di bawah 18 tahun. Usia-usia muda sendiri adalah usia yang mudah untuk dipengaruhi. Intinya, para pemuda adalah sasaran empuk bagi ISIS, karena para pemuda lebih mudah untuk dicekoki berbagai macam pemahaman.

Memposting video di media sosial bukanlah kali pertama bagi ISIS, karena ketika di awal kemunculannya, mereka pun juga kerap menggunakan berbagai macam media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk memposting video yang mereka miliki agar mendapatkan simpati.

TikTok Langsung Mengambil Tindakan

Mendapati platformnya disusupi ISIS, pihak TikTok pun tidak tinggal diam. Aplikasi keluaran ByteDance itu langsung melakukan penghapusan terhadap dua lusin akun yang mendistribusikan propaganda, karena mempromosikan organisasi teroris bertentangan dengan aturan perusahaan.

Dalam aturannya, pihak TikTok menyatakan: “organisasi teroris dan organisasi kriminal lainnya dilarang keras menggunakan TikTok. Jangan gunakan TikTok untuk mempromosikan dan mendukung organisasi atau individu ini.”

Berdasarkan laporan Wall Street Journal, akun yang memposting propaganda ISIS ini tidak ada satu pun yang populer. Meskipun begitu, Wall Street Journal tetap merasa khawatir karena beberapa akun ada yang sudah mengumpulkan lebih dari 1.000 pengikut. Selain itu, salah satu video yang diunggah juga ada yang mendapatkan 68 suka.

Baca juga: Menang Telak, TikTok Jadi Media Sosial Terlaris di Dunia

Meski pihak TikTok sudah melakukan penghapusan, keberadaan akun-akun propaganda yang lain kemungkinan masih ada. Oleh karena itu, yang namanya waspada harus tetap ada mengingat sasaran mereka adalah anak-anak muda.

Terakhir, ISIS ini bukanlah simbol dari Islam. Artinya, gerak-gerik yang mereka lakukan selama ini bukanlah dari Islam, karena Islam itu tidak pernah mengajarkan pembantaian seperti apa yang dilakukan oleh ISIS.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0