in ,

5 Peristiwa Tragis Akibat Berita Hoaks, Insinyur Google pun Ikut Jadi Korban!

Berita Hoaks (via Pixabay)

Berita hoaks alias kabar bohong menyebar dengan sangat cepat. Kekuatan media sosial ikut andil menjadikannya viral. Sejenak mari merunut ke belakang. Kita mungkin lupa, jika istilah viral sesungguhnya berasal dari dunia kedokteran khususnya di bidang virologi. Viral untuk menyebut suatu kondisi penyakit infeksi virus, viral load.

Dan sekarang, istilah yang kadung sudah digunakan di dunia internet ini, seakan telah kembali kepada khittah­-nya. Menular sebagai penyakit! Saat berita hoaks menjadi viral, sesungguhnya ia telah menular sebagai ‘penyakit’ zaman now.

Yakni, penyakit yang menumpang inangnya berupa informasi, hoaks menyebar melalui media sosial dan pesan instan lalu menginfeksi otak netizen sehingga mematikan akal sehatnya.

Baca juga : 5 Bahaya Berita Hoaks di Sosial Media

5 Peristiwa Memilukan Akibat Berita Hoaks

Nah, merangkum dari beberapa sumber, berikut lima peristiwa memilukan yang terjadi akibat efek viral dari sebuah berita hoaks dan betapa bahayanya jika kita mempercayainya tanpa saringan.

1. Ratusan Orang Terlantar di Stasiun KA karena Hoaks Lowongan Kerja

Berita hoaks lowongan pekerjaan
Ratusan pelamar pekerjaan terlantar di stasiun ( va antaranews.com)

Sebanyak 128 orang pelamar kerja terlantar di Stasiun Gambir pada Minggu (11/11/2018). Usut punya usut, mereka mengaku telah dijanjikan pekerjaan sebagai pegawai PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

Semua bermula saat mereka mendapatkan broadcast yang ternyata hoaks, bahwa PT KAI membuka lowongan pekerjaan. Untuk mengikuti seleksi penerimaan pegawai abal-abal tersebut, sang oknum meminta sejumlah uang sebagai pengganti biaya administrasi dan uang transportasi.

Disebutkan, jika oknum tersebut menjanjikan akan membawa mereka ke Yogyakarta sebagai tempat seleksi penerimaan. Nyatanya, tiket yang diberikan ternyata palsu. Dan mereka pun tak bisa menumpang kereta yang dimaksud, akhirnya terlantar begitu saja di Stasiun Gambir.

Padahal, menurut akun resmi PT KAI, pihaknya tidak memungut biaya sama sekali selama proses rekrutmen. Di samping itu, PT KAI juga menegaskan tidak bekerjasama dengan agen perjalanan manapun juga untuk kepentingan rekrutmen tersebut.

Duh, sungguh kasihan ya..

2. Hampir-hampir Bangkrut Akibat Berita Hoaks Daging Celeng

Berita hoaks warung bakso daging celeng
Lokasi pedagang bakso yang jadi korban berita hoaks (via okezone)

Korban berikutnya yang terpapar ganasnya berita hoaks adalah sebuah warung bakso “Kumis Permai VI” di Kota Bekasi. Gegara info yang bernada fitnah itu, warung bakso tersebut langsung sepi pembeli dan hampir-hampir bangkrut.

Disebutkan, broadcast yang menyebar melalui media sosial Facebook dan grup Whasapp itu menyatakan bahwa warung bakso milik Taufik M Widodo itu akhirnya tutup setelah digerebek pihak kepolisan karena disinyalir telah menggunakan daging celeng atau daging babi, demi mendapatkan keuntungan besar.

Nyatanya, kabar itu bohong!

Meski Taufik susah payah mengklarifikasi bahwa berita tersebut hanyalah fitnah belaka, tak ayal omzet warungnya terjun bebas. Turun jauh hingga di bawah 50 persen dari biasanya.

Menurutnya, berita bohong melalui medsos itu mendapat angin karena kebetulan warungnya itu harus tutup cukup lama, selama 25 hari karena ada kerabatnya yang menikah di kampung, medio September 2017 silam.

Alhasil, pereka berita bohong itu – yang diduga orang yang tidak senang dengan usahanya, mengarang cerita jika warung Bakso itu telah ditutup karena digerebek petugas.

Yang mirisnya, penurunan omzet tidak hanya terjadi di warung itu saja, melainkan cabang-cabang lain milik Taufik pun ikut terkena getahnya. Dan kerugian akibat korban hoks tersebut sampai ratusan juta rupiah!

Kalau sudah begini, sangat berbahaya bukan jika kita asal share kabar tak jelas begitu saja?

3. Seorang Pria di Malang Dibunuh Delapan Orang karena Berita Hoaks

Barita hoaks informan Polisi berujung maut
Tiga dari delapan tersangka pembunuhan Suyono di Kota Malang, Jawa Timur. (via viva.co.id)

Baru-baru ini, Kota Malang digegerkan dengan pembunuhan seorang warganya bernama Suyono (34) pada Kamis (4/4/2019) lalu. Gegara termakan berita hoaks, Suyono tewas dibunuh oleh delapan orang!

Ironisnya, empat di antaranya masih di bawah umur. Usut punya usut, pangkal peristiwa tersebut, adalah karena salah seorang pelaku, SW berumur 20 tahun, mendapatkan informasi di sosial media, bahwa korban adalah seorang informan Polisi.

Karena laporan korban yang disebut sebagai infroman inilah, saudara pelaku SW, ditangkap Polisi terkait Narkoba. Sementara dalam rilisnya, Polisi menyatakan bahwa tuduhan korban adalah informan Polisi adalah tidak berdasar alias hoaks. Duh!

4. Seorang Kakek Kehilangan Nyawa Akibat Hoaks Penculikan Anak

Berita hoaks penculikan
Ilustrasi pembunuhan (via antara)

Peristiwa pilu yang terjadi pada Minggu (26/3/2017) silam di Kalimantan Barat ini, dipicu oleh derasnya informasi yang menyebutkan penculikan anak marak di wilayah tersebut. Informasi hoaks itu juga dibumbui dengan kabar, jika anak yang diculik akan dibunuh dan diambil organnya untuk dijual di pasar gelap.

Akibatnya, warga pun emosi mulai menaikkan tensinya dan untuk mencurigai orang asing yang datang ke wilayah mereka.

Di saat yang sama, seorang kakek atas nama Maman Budiman (53 tahun), datang ke wilayah tersebut untuk mencari rumah anaknya. Maman ingin menjenguk cucunya yang baru lahir.

Sayangnya, informasi alamat yang dibawa oleh sang kakek, tidak lengkap. Alhasil, ia kesulitan menemukannya. Sehingga ia pun kelihatan bingung, dan celingak-celinguk mencari alamat rumah anaknnya.

Nahasnya, warga yang melihatnya sebagai orang asing dan kelihatan bertingkah mencurigakan, langsung curiga dan menuduh bahwa Maman adalah seorang penculik, seperti yang tersebar dalam berita hoaks.

Tanpa ba-bi-bu, warga langsung mengeroyok pria itu hingga tewas. Sang kakek pun meninggalkan dunia fana tanpa sempat melihat tawa cucunya untuk pertama kali.

Sungguh pilu..

5. Insinyur Google Tewas Karena Berita Hoaks

Berita hoaks bunuh insinyur Google
Insinyur Google Mohammed Azam Ahmed (32 tahun) yang tewas akibat berita hoaks

Tak hanya di dalam negri saja, di luar negeri, tepatnya di negara asal Sharukh Khan berita hoaks tentang penculikan anak juga menyebar demikian cepatnya. Korban yang jatuh pun cukup banyak.

Daily mail melaporkan, hingga Mei tahun 2018, sedikitnya ada 25 orang tewas karena diamuk massa, akibat termakan berita hoaks penculikan anak tersebut.

Yang bikin pilu, salah satu orang yang tewas dalam kasus tersebut adalah seorang ahli IT dan bekerja sebagai insinyur di perusahaan Google, Mohammed Azam Ahmed (32 tahun) tewas setelah diamuk massa, di negara bagian India Selatan, Kartanaka.

Stop di Kamu Saja!

Sungguh memilukan bukan? Bahaya berita hoaks kini tak main-main lagi. Mulai dari kerugian secara ekonomi, nama baik, hingga korban jiwa!

Memang, semua hanya bermula dari menerima sebuah kabar. Mudahnya kita kagetan dengan berita yang bombastis, lalu dengan ringannya – tanpa meneliti lagi, ujung jari kita begitu cepat menekan tombol share.

Dan dalam waku singkat, ia akan menyebar dan ‘menginfeksi’ alam bawah sadar ke banyak orang. Korban pun berjatuhan.

Siapa yang untung? Hampir tidak ada. Siapa yang rugi? Kita semua..

Oleh karenanya, stop penyebaran berita hoaks! Stop di tangan kamu saja, jangan diteruskan. Ingatlah, jika disebarkan, kamu takkan dapat keuntungan apa-apa, tak disebarpun kamu juga takkan kehilangan apa-apa. Mari cerdas bersosial media! (*)

Author Pakdezaki

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0