in

Aquila, Pesawat Tanpa Awak Facebook Pesaing Project Loon Google

Aquila – Beberapa waktu yang lalu penulis sempat memberikan sepintas informasi tentang Project Loon milik Google. Yaitu balon udara yang memiliki kemampuan untuk dapat memancarkan sinyal internet dari ketinggian 20 km. Dengan Project Loon tersebut kemudian banyak orang-orang yang tinggal di daerah terpencil menjadi lebih mudah untuk mengakses internet.

Setelah hadirnya Project Loon, tidak menutup kemungkinan untuk para kreator untuk menciptakan teknologi-teknologi baru. Tidak jauh dari Project Loon tersebut, ternyata Mark Zuckerberg sebagai bos tertinggi Facebook secara diam-diam ternyata mencetuskan untuk membuat pesawat tanpa awak. Dinamakan Aquila yang dapat memancarkan sinyal internet dari langit.

Pesawat Aquila Dikerjakan Oleh Connectivity Lab Facebook

Pesawat Aquila adalah proyek yang kemudian dikerjakan Connectivity Lab, lab riset Facebook. Para pengembang riset di lab tersebut berupaya untuk memasok internet hingga ke daerah yang miskin teknologi. Para pengembang tersebut mencoba membuat berbagai teknologi baru. Termasuk pesawat yang dapat terbang sangat tinggi agar dunia dapat terhubung dengan prinsip www (world wide web). Kemudian dalam pengembangan pertamanya, mereka berhasil membuat pesawat Aquila yang dapat terbang sangat tinggi.

Connectivity Lab Facebook
Connectivity Lab Facebook via http://www.indoberita.com

Sebelumnya Mark hanya menguji terbang miniatur Aquila yang berukuran seperlima dari ukuran aslinya. Selama 2 tahun Mark bersama dengan para pengembang riset berusaha untuk membangun dan juga mengembangkan Aquila. agar secepatnya dapat terbang hingga ke wilayah terpencil di dunia. Dan akhirnya pada tanggal 28 Juni 2016 lalu, Mak Zuckerberg dengan bangga mulai menguji terbang Aquila asli di Yuma, Arizona, Amerika Serikat.

Pesawat Boeing 737 vs. Aquila
Pesawat Boeing 737 vs. Aquila via http://inet.detik.com

Dalam penerbangan perdana ini, Pesawat ciptaan Facebook ini berhasil terbang secara melingkar selama 93 menit diatas ketinggian 2000 kaki atau sekitar 600 meter dari permukaan tanah.

Hal tersebut membuat Mark merasa jerih payahnya tidak sia-sia. Karena pesawat tanpa awak ciptaannya ini terbang tiga kali lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya olehnya.

Pesawat canggih ini memiliki sayap yang memiliki lebar 142 ft atau 43 meter atau setara dengan lebarnya pesawat Boeing 737 dan juga memiliki berat 400 kg. Frame carbon fiber yang dimiliki Aquila ternyata dapat membuat pesawat tanpa awak ini ratusan kali lebih ringan dari pesawat Boeing 737.

Struktur Aquila yang bisa dikatakan besar dan ramping ini terbuat dari lapisan busa tipis yang ditutupi oleh serat karbon dengan empat baling-baling yang terpasang. Semua struktur yang dimiliki oleh Pesawat Aquila mendukung segala sesuatu seperti payload, baterai dan juga panel surya di atas.

Kelebihan

Kelebihan lainnya yang dimiliki Aquila adalah memiliki kecepatan 80 mil per jam dan juga dilengkapi dengan autopilot yang memungkinkan pesawat untuk bekerja tanpa menggunakan remote. Hal tersebut membuktikan kinerja, kapasitas, dan desain yang baik dari pesawat tanpa awak ini di dunia nyata.

Menggunakan remote control, pesawat yang berbentuk menyerupai boomerang ini berhasilkan membuktikan kemampuannya. Dengan terbang mengelilingi sebuah wilayah dan juga memanfaatkan teknologi sinar laser yang berguna untuk memancarkan sinyal internet dengan jarak sejauh 100 km. Selain itu, ada pula antena khusus yang dapat membantu mengubah pancaran sinyal Aquila menjadi sinyal 4G.

Selama penerbangannya di udara, pesawat Aquila hanya mengonsumsi daya sebesar 2000 watt atau setara dengan daya yang dipakai untuk alat pengering rambut. Saat ini baterai yang digunakan untuk oleh pesawat tanpa awak ini adalah berupa lithium ion, seperti yang biasa dipakai oleh smartphone.

Oleh karena itu Mark berencana untuk mengembangkan kemampuan teknologi pesawatnya ini seperti membuat baterai yang lebih tahan lama hingga 5000 watt. Untuk mencapai ketinggian serta kecepatan jelajah ataupun meningkatkan pesawat pemancar sinyal internet ini agar dapat menggunakan energi matahari sebagai tenaganya.

Ketinggian Pesawat Aquila
Ketinggian Pesawat Aquila via http://www.theverge.com

Hal tersebut direncanakan karena drone Aquila akan diterbangkan dengan ketinggian 60 ribu kaki dari atas permukaan tanah. Atau dua kali lebih tinggi dari terbangnya pesawat komersil pada umumnya selama sekitar tiga bulan tanpa mendarat di bumi.

Selain itu beberapa waktu ke depan, Ascenta yang merupakan perusahaan yang telah diakusisi oleh Facebook pada tahun 2014 akan menerbangkan Aquila melingkar hingga ke daerah terpencil. Rencana tersebut memungkinkan pesawat pemancar sinyal ini untuk dapat dijangkau oleh 4 milyar orang yang belum pernah terjamah internet.

Di tempat-tempat tersebut pesawat tanpa awak ini akan memancarkan sinyal pada orang-orang di bawahnya. Yang berjarak 96 km dari Aquila dan menyebarkan sinyal internet dari ketinggian 18 km menggunakan sinar laser dan gelombang MM (milimeterband).

Kendala

Ada beberapa kendala dalam yang dialami para teknisi pesawat tanpa awak ini, yaitu seputar cara optimal untuk memungkinkan Aquila mengumpulkan tenaga matahari. Menciptakan baterai berkapasitas tinggi yang tetap ringan, memastikan UAV mencapai ketinggian dan kecepatan terbaik. Dan juga mencari jalan terbaik agar dalam produksinya tidak memakan dana yang terlalu tinggi.

Dengan adanya berbagai kendala tersebut, Facebook berencana dalam penerbangan selanjutnya akan menguji daya tahan pesawat ciptaannya ini dengan menerbangkannya dalam waktu yang lebih lama. Setelah Facebook sukses meraih rencana tersebut, barulah Facebook siap memproduksi pesawat penyebar sinyal ini dalam jumlah besar. Dan juga akan bekerja sama dengan pemerintah serta perusahaan telekomunikasi di berbagai negara.

Selain itu tim pengembangan juga berencana akan meningkatkan kecepatan data hingga 10 Gbps. Hal tersebut memungkinkan pesawat tanpa awak ini untuk dapat memancarkan sinyal internet 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan internet standar industri.

Dengan adanya pesawat canggih Facebook ini membuktikan persaingan antara dua raksasa teknologi dunia. Yaitu Facebook dan Google. Hal tersebut dibuktikan dengan Project Loon milik Google yang sebelum Aquila diterbangkan, Google juga telah memiliki proyek penyebaran internet melalui jalur udara. Google menggunakan Project Loon-nya yang dapat mengelilingi dunia yang mengudara di area statosfer. Dan Facebook menggunakan Aquila-nya yang memungkinkan untuk berputar di titik tertentu di daerah statosfer.

Dengan dua perusahaan teknologi raksasa ini akan meramaikan langit bumi dengan adanya pembangunan infrastruktur akses internet jalur udara yang mereka kembangkan. Apabila proyek kedua perusahaan ini benar-benar akan terlaksana 100 persen. maka hal tersebut akan memungkinkan untuk membantu 57 persen penduduk dunia yang masih offline untuk go-online dengan lebih mudah.

Demikian sepintas yang dapat penulis sampaikan tentang teknologi Pesawat Aquila dari Facebook. Yang siap bersaing dengan teknologi Project Loon dari Google yang sempat penulis ulas beberapa waktu yang lalu. Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi pembaca.

Author ArifaNida

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah." -Pramoedya Ananta Toer-
Email: [email protected]
IG: @arifa_nida

Komentar

Tulis Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0