in

COVID-19 Buat Uber Alami Kerugian Terbesar dalam Tiga Kuartal

uber kerugian
BLOOMBERG

Airy Rooms telah mengumumkan kepada publik bahwasanya layanan mereka akan tutup pada akhir bulan Mei ini setelah tidak sanggup bertahan lebih lama lagi melawan dampak buruk yang didatangkan oleh COVID-19 yang berupa penurunan permintaan kamar hotel akibat sepinya pengunjung.

Selain Airy Rooms, perusahaan lain juga kelimpungan menghadapi COVID-19, di antaranya adalah Airbnb. Namun, perusahaan asal AS itu jauh lebih baik nasibnya ketimbang Airy karena mereka tidak sampai menutup layanan melainkan hanya mem-PHK ribuan karyawannya saja.

Baca juga: Fokus Bidang Lain, Travis Kalanick Pilih Cabut dari Uber

Uber Tak Jauh Beda, Alami Kerugian Terbesar

Uber, sebagai pelopor bisnis ride-hailing nasibnya pun tak jauh berbeda dari dua perusahaan yang sudah disebutkan. Perusahaan yang gagal bersaing dengan Grab di kawasan Asia Tenggara itu dikabarkan mengalami kerugian terbesar dalam periode tiga kuartal.

Dilansir dari The Verge, Uber kehilangan USD2,9 miliar pada kuartal pertama 2020. Angka USD2,9 miliar sendiri merupakan kerugian terbesar dalam tiga kuartal yang pernah dialami oleh Uber. Dan kerugian tersebut mereka dapatkan setelah adanya pandemi COVID-19.

Selain melaporkan kerugiannya akibat pandemi COVID-19, pihak perusahaan juga menyampaikan pendapatan yang mereka dapatkan. Uber menyampaikan bahwasanya pendapatan perusahaan yang mereka dapatkan senilai USD3,54 miliar. Uber juga melaporkan perkembangan layanannya di tengah pandemi COVID-19.

Berdasarkan laporan perusahaan, bisnis ride-hailing mengalami penurunan sebesar 3 persen. Adapun untuk bisnis pengiriman makanan, Uber Eats, mengalami kenaikan sebesar 54 persen. Dan bisnis Uber Eats ini terus menunjukkan prospek positif di mana pihak perusahaan mengungkapkan jika Uber Eats selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Masih melansir dari The Verge, di masa pandemi seperti sekarang ini, perusahaan telah mengumumkan bahwasanya mereka sudah melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 3.700 karyawan penuh waktu, atau sekitar 14 persen dari tenaga kerjanya.

Baca juga: Kalah Saing, Uber Pilih Jual Bisnis Makanannya ke Zomato

Lebih dari 400 karyawan tambahan dari Uber’s Jump Bike dan Scooter Division juga akan diberhentikan oleh pihak perusahaan. Dara Khosrowshahi selaku CEO Uber secara terang-terangan mengungkapkan bahwa bisnis perusahaannya memang mengalami masa-masa yang sulit lantaran adanya COVID-19.

“Aku tidak akan menutup-nutupinya,” ucap Dara. “COVID-19 memiliki dampak dramatis pada bisnis Uber,” tambah Dara. Perjalanan Uber dalam menjalani bisnisnya sendiri memang tidak mudah di mana sebelum masa pandemi berlangsung, mereka juga kerap mendapati masalah untuk meraih pendapatan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0