in ,

PUBG Ditolak di China, Berubah Nama Menjadi Game of Peace?

PUBG Game of Peace

Memproduksi video games dan merilisnya untuk kepentingan komersial bukanlah hal yang mudah bagi para developer. Dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara developer dan perusahaan lokal.

Dengan begitu, produk game yang ditawarkan para developer dapat diterima oleh masyarakat suatu negara, dan tentu saja diperlukan perizinan pemerintahan.

Inilah alasan mengapa Tencent merilis Game of Peace sebagai pengganti PUBG yang sempat sarat perizinan monetisasi di China.

PUBG dinilai tidak memenuhi syarat peredaran game online di pemerintah setempat China karena kontennya yang mengandung kekerasan penuh darah. Hal tersebut dinilai bertentangan dengan nilai sosial di China.

Game yang Dilarang Beredar di China

Pada bulan November 2018 lalu, China membentuk sebuah komite yang bertugas untuk meninjau kembali game online yang tengah marak. Komite tersebut dinamakan dengan Komite Peninjauan Ulang Etika Online.

Peninjauan ulang yang dilakukan oleh komite ini untuk memutuskan apakah beberapa game online yang sedang beredar melaggar etika atau tidak.

Pemerintah China melarang sejumlah eSport games yang dianggap melanggar norma soseial dan etika. Pelanggaran ini ditujukan pada beberapa games yang dimainkan dalam LoL (Liga Legenda) eSport Games.

Beberapa games yang dimaksud diantaranya adalah Overwatch, PUBG (Player Unknown’s Battlegrounds), dan Fortnite: Battle Royale.

Dilansir dalam FoxSport Asia, saat ini telah ada 20 game online yang resmi masuk dalam daftar blacklist oleh pemerintahan China.

Dari 20 games tersebut, terdapat 11 games yang berada dalam pantauan khusus komite. Namun tidak begitu dijelaskan pelanggaran yang di dalamnya sehingga masuk dalam pemantauan khusus.

Baca jugaIni Hasil Gelar Diskusi MUI terkait PUBG Haram

Game of Peace Pengganti PUBG di China

Peraturan mengenai game online di China begitu ketat dan terus dalam pengawasan pemerintahan. Terutama game yang mengandung kekerasan, seksual, dan perjudian.

Salah satu game yang dilarang di China ini adalah PUBG (Player Unknown’s Battlegrounds). Sebagai gantinya, Tencent merilis satu game baru yang lebih damai yaitu Game of Peace.

Berbeda dengan PUBG yang dilarang di China, Game of Peace ini telah mendapatkan persetujuan monetisasi pada bulan April 2018 lalu.

Meski begitu, game ini tidak begitu jauh perbedaannya dengan PUBG. Mulai dari desain grafis yang ditampilkan, background, gameplay, dan juga karakternya mirip dengan PUBG.

Namun perbedaannya adalah Game of Peace ini dinilai lebih berhati-hati dari konten yang bersifat negatif daripada PUBG, seperti misalnya adalah gambar grafis darah yang tidak ditampilkan di Game of Peace.

Dalam game baru yang dirilis Tencent sebagai pengganti PUBG ini, tidak ada percikan darah yang terlihat saat target tertembak atau mati. Target yang terkena tembakan justru akan bangkit dan melambaikan salam perpisahan.

Tencent menjelaskan bahwa kedua game yang mereka rilis ini meskipun memiliki beberapa kesamaan, ia menegaskan bahwa genre yang dimiliki masing-masing game ini berbeda.

Mereka menjelaskan bahwa Game of Peace ini merupakan game penuh taktik dan strategi sebagai penghormatan untuk angkatan udara di China.

Game of Peace diprediksi akan memberikan peluang pendapatan sebesar 8 hingga 10 milyar yuan atau sekitar 17 hingga 21 triliun rupiah.

Prediksi ini dilihat dari kesuksesan PUBG Mobile yang memiliki pengguna aktif rata-rata di China sebanyak 70 juta pengguna.

Kabarnya perilisan Game of Peace ini menjadi hal positif bagi Tencent yang digambarkan dengan naiknya harga saham Tencent sendiri.

Author ArifaNida

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah." -Pramoedya Ananta Toer-
Email: [email protected]
IG: @arifa_nida

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0