Twitter akan melarang foto, video yang dibagikan untuk tujuan menipu dan menimbulkan risiko keamanan serius. Perusahaan pimpinan Jack Dorsey itu baru saja mengumumkan kebijakan baru terkait media sintetis dan manipulasi, yaitu kategori yang mencakup video deepfake yang diedit dengan teknologi yang bertujuan untuk menipu.
Apa yang dilakukan pihak Twitter memang sudah benar dan patut diapresiasi karena saat ini memang ada banyak konten foto maupun video yang diedit sedemikian rupa untuk tujuan penipuan, baik itu penipuan yang bersifat candaan maupun serius.
Baca juga: Sayang Pengguna, Twitter Larang Penggunaan File PNG
Twitter Akan Beri Label untuk Konten yang Dimanipulasi
Selain melarang pengguna membuat konten manipulasi, Twitter juga akan memberi label ke beberapa cuitan yang masuk ke dalam konten terlarang dengan label sebagai “manipulated media” yang berarti media yang dimanipulasi.
Ketika label konten “manipulated media” itu nanti diklik, maka para pengguna akan diarahkan ke tautan momen Twitter. Di tautan momen Twitter sendiri, para pengguna akan mendapatkan penjelasan dari sumber terpercaya terkait konten yang sudah dimanipulasi. Dilansir dari The Verge, Kamis (06/02/20), pemberian label akan dimulai sekitar satu bulan dari sekarang, yaitu pada 5 Maret mendatang.
Pihak Twitter menjelaskan aturan baru yang mereka buat itu berlaku untuk konten yang telah “secara signifikan menipu dan diubah atau dibuat-buat” dengan cara apa pun seperti konten yang telah disambungkan, dipotong, di-dubbing secara berlebihan yang mengubah makna sebenarnya, atau rekaman buatan yang menggambarkan orang sungguhan.
https://twitter.com/TwitterSafety/status/1224799838895607809
Twitter menjelaskan jika pihaknya tidak melarang jenis media yang diubah, namun mereka hanya menandainya sebagai konten palsu saja dengan harapan akan memberikan lebih banyak konteks yang akan menjelaskan kepada para pengguna secara lebih luas.
Baca juga: Twitter Tak Punya Edit Cuitan, Jack Dorsey Pun Buka Suara
Usut punya usut, ternyata aturan atau kebijakan baru pemberian label untuk konten yang dimanipulasi ini sudah diusulkan sejak tahun lalu. Dalam sebuah pernyataannya, Del Harvey selaku Wakil Presiden Kepercayaan dan Keamanan Twitter mengungkapkan jika aturan baru ini tujuannya untuk mencegah atau mengurangi sesuatu yag berbahaya di platform Twitter.
“Setiap aturan kami dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi bahaya yang diketahui dan dapat diukur. Kami memikirkan kemungkinan dan tingkat keparahan bahaya yang dapat terjadi dan cara terbaik untuk mengurangi bahaya itu.”
Komentar
Loading…