in

Kabar Gembira! Facebook Batalkan Kehadiran Iklan di WhatsApp

facebook iklan
THE VERGE

Kabar WhatsApp yang akan segera kedatangan iklan di tahun 2020 ini memang cukup menggemparkan publik dunia. Pasalnya, ada banyak pengguna yang enggan platform perpesanan tersebut dijejali iklan, bahkan sebagian mengancam akan beralih ke Telegram.

Seolah memahami apa yang dirasakan oleh para penggunanya, berdasarkan kabar terbaru saat ini, pihak Facebook selaku perusahaan induk memilih untuk membatalkan rencana tersebut. Kabar pembatalan ini sendiri pertama kali dibocorkan oleh The Wall Street Journal.

Baca juga: Sudah 2020, Iklan WhatsApp Akan Segera Menyapa Para Pengguna

Alasan Facebook Batalkan Iklan WhatsApp

Dilansir dari The Wall Street Journal, tim yang bekerja untuk membangun iklan ke WhatsApp telah dibubarkan dalam beberapa bulan terakhir. Pekerjaan mereka sudah ditiadakan dan rencana untuk menghadirkan iklan di platform WhatsApp pun batal.

Pihak Facebook sendiri tidak menyebutkan alasan mengapa rencana kehadiran iklan dibatalkan. Namun seperti yang dikutip dari The Verge, kabarnya pihak perusahaan akan lebih fokus untuk mengembangkan fitur yang mampu menghubungkan para pelaku bisnis dengan para pelanggannya.

Jika melihat gelagat perusahaan induk WhatsApp tersebut, kemungkinan besar alasan pembatalan iklan dikarenakan waktu yang belum tepat saja. Jika melihat respon atau umpan balik pengguna saat ini, tentu mayoritas pengguna akan lebih memilih WhatsApp yang bebas iklan.

Karena WhatsApp adalah salah satu aplikasi yang banyak digunakan dan merupakan salah satu aset terbesar milik Facebook, maka mereka pun lebih memilih untuk meniadakan keberadaan iklan sampai waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Alasan Jutaan Ponsel Tak Bisa Gunakan WhatsApp Lagi

Facebook Bisa Terapkan Strategi Acton

Ketika mendirikan sebuah perusahaan, amat sangat wajar sekali apabila sang pendiri atau sang pemilik menginginkan perusahaannya meraup keuntungan. Pun dengan WhatsApp, perusahaan yang didirikan Brian Acton dan Jan Koum itu pasti juga menginginkan keuntungan.

Namun, karena WhatsApp itu sebuah aplikasi yang menyangkut kenyamanan pengguna, Acton dan Koum tidak setuju apabila aplikasinya mencari uang melalui iklan. Dalam sebuah pernyataannya kepada Forbes, Acton menjelaskan bahwa dirinya dengan Jan Koum sangat membenci keberadaan iklan. “Moto kami di WhatsApp tidak ada iklan, tidak ada gim, dan tidak ada gimik.”

Acton sendiri kepada Forbes pernah menyampaikan jika cara terbaik bagi WhatsApp untuk mencari uang adalah dengan mematok biaya berlangganan kepada para pengguna. Biaya yang dipatok Acton pun juga sangat terjangkau, yaitu sebesar 1 dolar AS per tahun atau sekitar Rp14 ribu saja per tahun.

Namun sayangnya, strategi monetisasi yang sudah disampaikan Acton itu ditolak oleh petinggi Facebook. Hasilnya, ia dan Jan Koum pun memilih untuk mundur. Sekarang, strategi monetisasi yang disampaikan Acton itu nampaknya patut untuk dicoba karena 1 dolar AS dikali dengan jumlah pengguna WhatsApp yang mencapai lebih 1,5 miliar pengguna pasti akan tetap membawa keuntungan bagi Facebook.

Baca juga: Bukan Iklan, Ini Rencana Awal WhatsApp untuk Dapatkan Uang

Untuk saat ini, para pengguna WhatsApp patut untuk bergembira karena platform yang mereka gunakan masih aman dari keberadaan iklan. Namun yang harus diketahui adalah meskipun saat ini keberadaan iklan masih ditiadakan, ke depan, iklan bisa saja hadir di WhatsApp karena Mark Zuckerberg tetap berambisi untuk memonetisasi WhatsApp dengan iklan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0