in

Mengintip Strategi Ojek Online Baru untuk Kalahkan Gojek dan Grab

strategi ojek online

Bisnis ride-hailing tanah air saat ini tengah bergairah usai muncul beberapa nama baru yang siap menantang dominasi Gojek dan Grab. Sebenarnya, sebelum Gojek dan Grab menyandang status decacorn pun, para pesaingnya sudah bermunculan. Namun, sayangnya para pesaing tersebut sudah tidak diketahui lagi kabarnya.

Adapun untuk saat ini, jumlah ojek online baru (ojek online yang sudah berkomunikasi dengan Kemenhub) penantang Gojek dan Grab bisa dihitung dengan jari. Ojek online baru ini pun memiliki berbagai macam strategi agar mereka bisa bersaing dengan Gojek dan Grab.

Baca juga: Berapa Banyak Sih Pesaing Gojek dan Grab di Indonesia Saat Ini?

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengintip beberapa strategi yang dimiliki oleh ojek online baru tersebut. Kira-kira, strategi yang mereka gagas itu apakah akan mampu menggoyang dominasi Gojek dan Grab atau setidaknya mampu membuat mereka bertahan lama di bisnis ride-hailing tanah air.

1. Cyberjek

Cyberjek adalah aplikator ojek online yang sudah berkomunikasi dengan Kemenhub. Dalam menghadapi persaingan bisnis ride-hailing di Indonesia, Cyberjek sudah menyiapkan beberapa strategi, dan berikut ini strategi yang sudah mereka siapkan.

  • Pendapatan 100 persen untuk sang pengemudi (tanpa potongan).
  • Mendapatkan asuransi kecelakaan kerja secara gratis.
  • Bisa membuka rekening bank secara gratis.
  • Bisa mencicil pembelian sembako untuk keluarga pengemudi.
  • Mendapatkan asuransi jaminan hari tua.

Selain strategi yang sudah disebutkan, masih ada strategi lain yang dimiliki oleh Cyberjek untuk keberlangsungan bisnisnya, yaitu mereka akan memberikan tabungan pendidikan untuk anak-anak para pengemudi, serta cicilan untuk service dan perawatan motor.

2. Gaspol

Di saat ojek online identik dengan pakaian hijau-hijaunya, Gaspol memilih jalan yang berbeda di mana mereka memilih untuk mengenakan warna merah serta helm yang bersayap. Jika diperhatikan memang sangat aneh, namun ini adalah salah satu strategi mereka.

Pakaian adalah salah satu strategi yang diterapkan oleh Gaspol. Adapun untuk sistem, Gaspol menggunakan bagi hasil di mana pengemudi mendapatkan 80 persen, sedangkan aplikator 20 persen. Potongan 20 persen pun akan dikembalikan 2 persen ke pengemudi sebagai tabungan.

Jadi, pihak Gaspol hanya menerima 18 persen saja. Selain itu juga masih ada bonus tiap pekan dan bulan yang bisa didapatkan para pengemudi jika berhasil mencapai target tertentu dari perusahaan.

Baca juga: Keunikan Gaspol, Ojek Online Baru Pesaing Gojek dan Grab

3. Anterin

Strategi yang dimiliki Anterin adalah strategi yang paling aneh, sekaligus unik. Bagaimana tidak aneh, mereka mengusung bisnis ride-hailing namun konsepnya justru marketplace. Jadi para penumpang bisa memilih pengemudi dan tarif sesuai keinginan mereka.

Karena konsepnya marketplace, para pengemudi dari aplikator lain pun dipersilakan untuk ikut bergabung. Selain itu, Anterin juga tidak memotong pendapatan para pengemudi. Jadi, para pengemudi bisa menikmati hasil keringatnya secara 100 persen.

Namun, pihak Anterin mengharuskan para pengemudi yang memanfaatkan platformnya untuk membayar biaya bulanan sebesar Rp150 ribu. Sistem ini tentu sangat berbeda dengan aplikator ojek online lain yang menggunakan sistem bagi hasil.

Baca juga: Ojek Online Anterin Punya Konsep Bisnis yang Berbeda, Apa Itu?

Jika melihat strategi yang sudah dipaparkan, strategi dari Cyberjek adalah strategi yang paling menarik. Karena selain memberikan penawaran yang begitu menggiurkan, mereka juga tidak mengambil atau memotong uang para pengemudinya.

Sekarang kita lihat saja, strategi siapakah yang paling efektif untuk menggoyang dominasi Gojek dan Grab. Kalaupun tidak mampu menggoyang dominasi dua decacorn Asia Tenggara tersebut, setidaknya strategi mereka itu mampu untuk mempertahankan bisnis ride-hailing yang sudah dibuat susah payah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0