in ,

Ratna Prawira, Pengolahan Batang Hingga Kulit Pisang Menjadi Camilan

Bermula dari ide seorang wanita bernama Ratna Prawira yang melihat begitu banyak pohon pisang di daerahnya yang masih minim dari segi pemanfaatannya. Dengan ditunjuknya Ratna untuk menjadi ketua KWT (Kelompok Wanita Tani) Seruni pada tahun 2009. Ratna kemudian mulai membuat sesuatu dengan bahan pokok yang ada di lingkungannya.

Suatu kebetulan di lingkungan Ratna ada begitu banyak pohon pisang uter yang tumbuh liar di desanya Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Di desa ini baik di pekarangan rumah warga, di sawah-sawah maupun di sungai mesti ada pohon pisang berbiji ini. Karena harga berbiji dan harga jualnya yang sangat murah membuat pisang ini tidak laku dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan burung oleh warga Desa Sendangtirto.

Ratna Prawira
Ratna Prawira via http://m.solopos.com

Ratna merupakan lulusan pendidikan S1 Fakultas Ekonomi di salah satu Universitas di Ambon dan sempat bekerja sebagai PNS di Kantor Walikota Ambon selama 4 tahun. Ratna Prawira adalah seorang wanita asal Ambon yang pindah ke Yogyakarta pada tahun 2001 karena permintaan suaminya.

Karena ia tidak suka memasak, ia menjadi bingung harus berbuat apa jika ia memiliki waktu senggang. Lalu iseng ia membeli tabloid dan membaca resep kue kering. Setelah itu baru ia mulai tertarik untuk memasak dan barulah ia merasakan enaknya menyibukkan diri dengan memasak.

Sebelum Ratna memiliki inisiatif untuk mengolah bagian-bagian dari pohon pisang, ia sering diberi pisang oleh tetangga-tetangganya yang mereka dapatkan dari pekarangan mereka sendiri. Tetapi karena ia dan keluarganya tidak menyukai pisang, dengan terpaksa ia membuang pemberian dari tetangganya.

Kemudian ia baru menyadari bahwa memang pisang yang ada di desanya ini perlu untuk diolah, agar memiliki daya tarik tersendiri yang lebih bermanfaat dan menambah penghasilan warga.

Ratna Prawira Mengolah Buah Pisang Menjadi Sambal

Kemudian Ratna mulai mencoba untuk mengolah pisang menjadi tepung pisang. Ia mengupas pisang, kemudian ia parut, jemur, lalu digiling. Tetapi ternyata setelah dipasarkan, tepung pisang produk ratna ini tidak laku karena masyarakat telah terbiasa dengan menggunakan tepung terigu.

Dengan kendala yang dialaminya tersebut, kemudian Ratna mengubah jalur dengan membuat sambal goreng yang bentuknya menyerupai kering tempe. Dengan produk inilah baru ia mendapatkan banyak konsumen yang tertarik.

Tetapi meskipun ia telah berhasil memasarkan produk sambal pisangnya, Ratna masih memiliki kendala yaitu kulit pisang yang justru menumpuk dan membusuk. Dengan kreatifitasnya, Ratna pun mengolah kulit pisang menjadi kerupuk. Pada awal pembuatannya Ratna mengaku kesulitan, tetapi setelah tujuh kali ia mencoba akhirnya ia berhasil membuat kerupuk dari kulit pisang.

Mulai Produksi Olahan Pohon Pisang Tahun 2011

Pada tahun 2011 produksi olahan dari pohon pisang yang Ratna Prawira tekuni mulai ia kembangkan. Dengan keberhasilannya membuat produk-produk dari pohon pisang. Ratna pun memberdayakan perempuan yang ada di lingkungan sekitarnya melalui Kelompok Wanita Tani Seruni yang didirikannya.

Selama kurang lebih 1,5 tahun Ratna berusaha untuk membenahi sumber daya manusia di sekitar tempat tinggalnya. Karena rata-rata anggota Kelompok Wanita Tani yang rata-rata pendidikan akhirnya adalah Sekolah Dasar.

Mulai saat itu Ratna selalu bangun tengah malam untuk sekedar berpikir untuk membuat resep baru yang terkadang membuat kepalanya merasa sakit. Dari berbagai sumber, Ratna mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur apabila ia belum menemukan resep baru tentang pohon pisang. Karena menurutnya semua hal dari pohon pisang dapat dimanfaatkan.

Bahkan Ratna Prawira sampai meletakkan pohon pisang dari plastik yang ukurannya setinggi manusia di ruang tamunya. Di daun pohon pisang replikanya ini ia letakkan uang mainan dengan harapan bahwa pohon pisang merupakan sumber rejeki baginya. Terkadang ketika ia duduk dan menatap pohon ini, ia mengaku akan mendapatkan inspirasi secara tiba-tiba.

Referensi lain : Sensasi Kuliner Jumbo, Bakso Kerikil Jahanam Cak Minto

Berbagai Olahan Dari Pohon Pisang

Nyaris tidak ada yang tersisa dari pohon pisang, bersama dengan Kelompok Wanita Tani Seruninya ini Ratna kemudian berhasil mengolah daun pisang. Menjadi sirup, jantung pisang menjadi nugget, buah pisang menjadi sambal goreng, kulit pisang menjadi kerupuk. Batang pisang menjadi abon, bonggol pisang menjadi semprong, dan masih ada banyak produk lainnya.

Produk tepung dari buah pisangnya karena tidak terlalu menarik konsumen apabila hanya dijual dalam bentuk tepung. Maka ia mengolah tepung tersebut menjadi roll cake, lidah kucing, dan juga pangsit.

Saat ini sudah ada 25 jenis pohon pisang selain pohon pisang uter untuk semua produk-produk Ratna Prawira. Dengan usahanya, sebetulnya Ratna memiliki tujuan untuk mengenalkan produk tepung pisangnya agar tidak semua orang hanya terpaku pada tepung terigu untuk membuat berbagai olahan makanan yang berbahan dasar tepung.

Ada berbagai cara Ratna untuk memasarkan produknya agar dikenal oleh berbagai kalangan di berbagai daerah. Ratna memasarkan produk pohon pisang karya KWT Seruni apabila ada studi banding dengan petani-petani lain di Yogyakarta, ia juga memasarkan produknya ke luar daerah, misalnya Kota Semarang dan Solo.

Kemudian ketika Ratna diajak untuk mengikuti pameran yang diadakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati dan Dinas Pertanian ke seluruh Indonesia, maka ia memanfaatkan momen ini untuk mempromosikan produknya.

Buah Manis Dari Produk Olahan Pohon Pisang

Saat ini KWT Seruni dapat memproduksi 5 kg kerupuk kulit pisang atau sebanyak 250 bungkus. Sedangkan untuk produk yang lainnya hanya dibuat satu kali dalam dua hari. Ratna tidak memaksa anggota KWT Seruni dan tidak memberi target untuk produksi olahan pohon pisangnya karena pekerjaan utama anggota KWT Seruni adalah memasarkan produk. Setelah sore hari dan selesai berjualan, barulah ada waktu anggota KWT Seruni untuk mulai memproduksi olahan pohon pisang lagi.

Berbagai penghargaan pun didapatkan Ratna Prawira berkat kreatifitasnya. Pada tahun 2012, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara kepada Ratna. Dengan olahan kerupuk kulit pisangnya, pada tahun 2013 Ratna berhasil mendapatkan penghargaan Dinas Pertanian kategori Produk Inovasi Award. Selain itu ada pula penghargaan lain yang ia terima seperti pernghargaan dalam lomba Menu Beragam Bergizi Seimbang dan juga penghargaan lainnya.

Referensi lain : Bisnis Yang Memiliki Banyak Konsumen di Indonesia

Dengan dibantu oleh anggota KWT Seruni yang jumlahnya hingga 30 orang, usaha Ratna Prawira pun membuahkan hasil yang manis. Dengan usaha yang dibangunnya ini kemudian desa tempat tinggalnya menjadi dikenal oleh masyarakat luas dan produknya pun semakin banyak dibanjiri konsumen. Selain itu, rumah yang digunakan untuk memulai usaha ini kini menjadi tempat belajar untuk masyarakat indonesia yang ingin mengetahui proses produksi olahan pohon pisang.

Kendala

Kelihatannya memang mudah dalam menjalankan bisnis ini. Tetapi ternyata Ratna dan juga anggota KWT Seruni juga mengalami kendala dalan produksi maupun pemasarannya. Kendalanya adalah cuaca, karena ketika hujan akan menghalangi proses pengeringan kerupuk kulit pisang.

Demikian kisah tentang Ratna Prawira, Pendiri Kelompok Wanita Tani di Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Semoga dapat menginspirasi pembaca, terutama bagi pebisnis pemula.

Credit image : http://bisnisukm.com

Author ArifaNida

"Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah." -Pramoedya Ananta Toer-
Email: [email protected]
IG: @arifa_nida

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading…

0